Sunday, October 07, 2007
Bosen Hidup
Seorang pria mendatangi Sang Master, "Guru, saya sudah bosan hidup. Sudahjenuh betul. Rumah tangga saya berantakan. Usaha saya kacau. Apapun yangsaya lakukan selalu berantakan. Saya ingin mati."Sang Master tersenyum, "Oh, kamu sakit.""Tidak Master, saya tidak sakit. Saya sehat. Hanya jenuh dengan kehidupan.Itu sebabnya saya ingin mati."Seolah-olah tidak mendengar pembelaannya, sang Master meneruskan, "Kamusakit. Dan penyakitmu itu sebutannya, 'Alergi Hidup'. Ya, kamu alergiterhadap kehidupan."Banyak sekali di antara kita yang alergi terhadap kehidupan. Kemudian,tanpa disadari kita melakukan hal-hal yang bertentangan dengan normakehidupan. Hidup ini berjalan terus. Sungai kehidupan mengalir terus,tetapi kita menginginkan status-quo. Kita berhenti di tempat, kita tidakikut mengalir. Itu sebabnya kita jatuh sakit. Kita mengundang penyakit.Resistensi kita, penolakan kita untuk ikut mengalir bersama kehidupanmembuat kita sakit.Yang namanya usaha, pasti ada pasang-surutnya. Dalam hal berumah-tangga,bentrokan-bentrokan kecil itu memang wajar, lumrah. Persahabatan pun tidakselalu langgeng, tidak abadi. Apa sih yang langgeng, yang abadi dalamhidup ini? Kita tidak menyadari sifat kehidupan. Kita ingin mempertahankansuatu keadaan. Kemudian kita gagal, kecewa dan menderita."Penyakitmu itu bisa disembuhkan, asal kamu ingin sembuh dan bersediamengikuti petunjukku." demikian sang Master."Tidak Guru, tidak. Saya sudah betul-betul jenuh. Tidak, saya tidak inginhidup." pria itu menolak tawaran sang guru."Jadi kamu tidak ingin sembuh. Kamu betul-betul ingin mati?""Ya, memang saya sudah bosan hidup.""Baik, besok sore kamu akan mati. Ambillah botol obat ini. Setengah botoldiminum malam ini, setengah botol lagi besok sore jam enam, dan jamdelapan malam kau akan mati dengan tenang."Giliran dia menjadi bingung. Setiap Master yang ia datangi selama iniselalu berupaya untuk memberikannya semangat untuk hidup. Yang satu inianeh. Ia bahkan menawarkan racun. Tetapi, karena ia memang sudahbetul-betul jenuh, ia menerimanya dengan senang hati. Pulang kerumah, ialangsung menghabiskan setengah botol racun yang disebut "obat" oleh Masteredan itu. Dan, ia merasakan ketenangan sebagaimana tidak pernah ia rasakansebelumnya.Begitu rileks, begitu santai!Tinggal 1 malam, 1 hari, dan ia akan mati. Ia akan terbebaskan dari segalamacam masalah. Malam itu, ia memutuskan untuk makan malam bersama keluargadi restoran . Sesuatu yang sudah tidak pernah ia lakukan selamabeberapa tahun terakhir. Pikir-pikir malam terakhir, ia ingin meninggalkankenangan manis. Sambil makan, ia bersenda gurau. Suasananya santai banget!Sebelum tidur, ia mencium bibir istrinya dan membisiki di kupingnya,"Sayang, aku mencintaimu."Karena malam itu adalah malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenanganmanis!Esoknya bangun tidur, ia membuka jendela kamar dan melihat ke luar. Tiupanangin pagi menyegarkan tubuhnya. Dan ia tergoda untuk melakukan jalan pagi.Pulang kerumah setengah jam kemudian, ia menemukan istrinya masih tertidur.Tanpa membangunkannya, ia masuk dapur dan membuat 2 cangkir kopi. Satuuntuk dirinya, satu lagi untuk istrinya. Karena pagi itu adalah pagiterakhir,ia ingin meninggalkan kenangan manis!Sang istripun merasa aneh sekali Selama ini, mungkin aku salah. "Maafkanaku, sayang."Di kantor, ia menyapa setiap orang, bersalaman dengan setiap orang. Stafnyapun bingung, "Hari ini, Boss kita kok aneh ya?"Dan sikap mereka pun langsung berubah. Mereka pun menjadi lembut. Karenasiang itu adalah siang terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis!Tiba-tiba, segala sesuatu di sekitarnya berubah. Ia menjadi ramah dan lebihtoleran, bahkan apresiatif terhadap pendapat-pendapat yang berbeda.Tiba-tiba hidup menjadi indah. Ia mulai menikmatinya. Pulang kerumah jam 5sore, ia menemukan istri tercinta menungguinya di beranda depan.Kali ini justru sang istri yang memberikan ciuman kepadanya, "Sayang,sekali lagi aku minta maaf, kalau selama ini aku selalu merepotkan kamu."Anak-anak pun tidak ingin ketinggalan, "Pi, maafkan kami semua. Selama ini,Papi selalu stres karena perilaku kami."Tiba-tiba, sungai kehidupannya mengalir kembali. Tiba-tiba, hidup menjadisangat indah. Ia mengurungkan niatnya untuk bunuh diri. Tetapi bagaimanadengan setengah botol yang sudah ia minum, sore sebelumnya?Ia mendatangi sang Guru lagi.Melihat wajah pria itu, rupanya sang Guru langsung mengetahui apa yangtelah terjadi,"Buang saja botol itu. Isinya air biasa. Kau sudah sembuh, Apa bila kauhidup dalam kekinian, apabila kau hidup dengan kesadaran bahwa maut dapatmenjemputmu kapan saja, maka kau akan menikmati setiap detik kehidupan.Leburkan egomu, keangkuhanmu, kesombonganmu. Jadilah lembut, selembut air.Dan mengalirlah bersama sungai kehidupan. Kau tidak akan jenuh, tidak akanbosan. Kau akan merasa hidup. Itulah rahasia kehidupan. Itulah kuncikebahagiaan. Itulah jalan menuju ketenangan."Pria itu mengucapkan terima kasih dan menyalami Sang Guru, lalu pulang kerumah, untuk mengulangi pengalaman malam sebelumnya. Konon, ia masihmengalir terus. Ia tidak pernah lupa hidup dalam kekinian.Itulah sebabnya, ia selalu bahagia, selalu tenang, selalu HIDUP!!!Hidup?bukanlah merupakan suatu beban yang harus dipikul?.tapi merupakan suatu anugrah untuk dinikmati
10 Penyakit Mental Manusia
1. MENYALAHKAN ORANG LAIN Itu penyakit P dan K, yaitu Primitif dan Kekanak-kanakan. Menyalahkan orang lain adalah pola pikir orang primitif. Di pedalaman Afrika, kalau ada orang yang sakit, yang Dipikirkan adalah : Siapa nih yang nyantet ? Selalu "siapa" Bukan "apa" penyebabnya. Bidang kedokteran modern selalu mencari tahu "apa" sebabnya, bukan "siapa". Jadi kalau kita berpikir menyalahkan orang lain, itu sama dengan sikap primitif. Pakai koteka aja deh, nggak usah pakai dasi dan jas. Kekanak-kanakan. Kenapa ? Anak-anak selalu nggak pernah mau disalahkan. Kalau ada piring yang jatuh," Adik tuh yang salah", atau " mbak tuh yang salah". Anda pakai celana monyet aja kalau bersikap begitu. Kalau kita manusia yang berakal dan dewasa selalu akan mencari sebab terjadinya sesuatu.
2. MENYALAHKAN DIRI SENDIRI Menyalahkan diri sendiri bahwa dirinya merasa tidak mampu. Ini berbeda dengan MENGAKUI KESALAHAN. Anda pernah mengalaminya ? Kalau anda bilang tidak pernah, berarti anda bohong. "Ah, dia sih bisa, dia ahli, dia punya jabatan, dia berbakat dsb, Lha saya ini apa ?, wah saya nggak bisa deh. Dia S3, lha saya SMP, wah nggak bisa deh. Dia punya waktu banyak, saya sibuk, pasti nggak bisa deh". Penyakit ini seperti kanker, tambah besar, besar di dalam mental diri sehingga bisa mencapai "improper guilty feeling". Jadi walau yang salah partner, anak buah, atau bahkan atasan, berani bilang "Saya kok yang memang salah, tidak mampu dsb". Penyakit ini pelan-pelan bisa membunuh kita. Merasa inferior, kita tidak punya kemampuan. Kita sering membandingkan keberhasilan orang lain dengan kekurangan kita, sehingga keberhasilan orang lain dianggap Wajar karena mereka punya sesuatu lebih yang kita tidak punya.
3. TIDAK PUNYA GOAL / CITA-CITA Kita sering terpaku dengan kesibukan kerja, tetapi arahnya tidak jelas. Sebaiknya kita selalu mempunyai target kerja dengan milestone. Buat target jangka panjang dan jangka pendek secara tertulis. Ilustrasinya kayak gini : Ada anjing jago lari yang sombong. Apa sih yang nggak bisa saya kejar, kuda aja kalah sama saya. Kemudian ada kelinci lompat-lompat, kiclik, kiclik, kiclik. Temannya bilang:
“Nah tuh ada kelinci, kejar aja". Dia kejar itu kelinci, wesss...., kelinci lari lebih kencang, anjingnya ngotot ngejar dan kelinci lari sipat-kuping (sampai nggak dengar / peduli apa-apa), dan akhirnya nggak terkejar, kelinci masuk pagar. Anjing kembali lagi ke temannya dan diketawain.
"Ah lu, katanya jago lari, sama kelinci aja nggak bisa kejar. Katanya lu paling kencang".
"Lha dia goalnya untuk tetap hidup sih, survive, lha gua goalnya untuk fun aja sih".
Kalau "GOAL" kita hanya untuk "FUN", isi waktu aja, ya hasilnya cuma terengah-engah saja.
4. MEMPUNYAI "GOAL", TAPI NGAWUR MENCAPAINYA Biasanya dialami oleh orang yang tidak "teachable". Goalnya salah, focus kita juga salah, jalannya juga salah, arahnya juga salah. Ilustrasinya kayak gini : ada pemuda yang terobsesi dengan emas, karena pengaruh tradisi yang mendewakan emas. Pemuda ini pergi ke pertokoan dan mengisi karungnya dengan emas dan seenaknya ngeloyor pergi. Tentu saja ditangkap polisi dan ditanya. Jawabnya : Pokoknya saya mau emas, saya nggak mau lihat kiri-kanan.
5. MENGAMBIL JALAN PINTAS, SHORT CUT Keberhasilan tidak pernah dilalui dengan jalan pintas. Jalan pintas tidak membawa orang ke kesuksesan yang sebenarnya, real success, karena tidak mengikuti proses. Kalau kita menghindari proses, ya nggak matang, kalaupun matang ya dikarbit. Jadi, tidak ada tuh jalan pintas. Pemain bulutangkis Indonesia bangun jam 5 pagi, lari keliling Senayan, melakukan smesh 1000 kali. Itu bukan jalan pintas. Nggak ada orang yang leha-leha tiap hari pakai sarung, terus tiba- tiba jadi juara bulu tangkis. Nggak ada ! Kalau anda disuruh taruh uang 1 juta, dalam 3 minggu jadi 3 juta, masuk akal nggak tuh? Nggak mungkin !. Karena hal itu melawan kodrat.
6. MENGAMBIL JALAN TERLALU PANJANG, TERLALU SANTAI Analoginya begini : Pesawat terbang untuk bisa take-off, harus mempunyai kecepatan minimum. Pesawat Boeing 737, untuk dapat take- off, memerlukan kecepatan minimum 300 km/jam. Kalau kecepatan dia cuma 50 km/jam, ya Cuma ngabis-ngabisin avtur aja, muter-muter aja. Lha kalau jalannya, runwaynya lurus anda cuma pakai kecepatan 50 km/jam, ya nggak bisa take-off, malah nyungsep iya. Iya kan ?
7. MENGABAIKAN HAL-HAL YANG KECIL Dia maunya yang besar-besar, yang heboh, tapi yang kecil-kecil nggak dikerjain. Dia lupa bahwa struktur bangunan yang besar, pasti ada komponen yang kecilnya. Maunya yang hebat aja. Mengabaikan hal kecil aja nggak boleh, apalagi mengabaikan orang kecil.
8. TERLALU CEPAT MENYERAH Jangan berhenti kerja pada masa percobaan 3 bulan. Bukan mengawali dengan yang salah yang bikin orang gagal, tetapi berhenti pada tempat yang salah. Mengawali dengan salah bisa diperbaiki, tetapi berhenti di tempat yang salah repot sekali.
9. BAYANG BAYANG MASA LALU Wah puitis sekali, saya suka sekali dengan yang ini. Karena apa ? Kita selalu penuh memori kan ? Apa yang kita lakukan, masuk memori kita, minimal sebagai pertimbangan kita untuk langkah kita berikutnya. Apalagikalau kita pernah gagal, nggak berani untuk mencoba lagi. Ini bisa balik lagi ke penyakit nomer-3. Kegagalan sebagai akibat bayang-bayang masa lalu yang tidak terselesaikan dengan semestinya. Itu bayang-bayang negatif. Memori kita kadang- kadang sangat membatasi kita untuk maju ke depan. Kita kadang-kadang lupa bahwa hidup itu maju terus. "Waktu" itu maju kan ?. Ada nggak yang punya jam yang jalannya terbalik ?? Nggak ada kan ?
Semuanya maju, hidup itu maju. Lari aja ke depan, kalaupun harus jatuh, pasti ke depan kok. Orang yang berhasil, pasti pernah gagal. Itu memori negatif yang menghalangi kesuksesan.
10. MENGHIPNOTIS DIRI DENGAN KESUKSESAN SEMU Biasa disebut Pseudo Success Syndrome. Kita dihipnotis dengan itu. Kita kalau pernah berhasil dengan sukses kecil, terus berhenti, nggak kemana-mana lagi.Sudah puas dengan sukses kecil tersebut. Napoleon pernah menyatakan: "Saat yang paling berbahaya datang bersama dengan kemenangan yang besar". Itu saat yang paling berbahaya, karena orang lengah, mabuk kemenangan. Jangan terjebak dengan goal-goal hasil yang kecil, karena kita akan menembak sasaran yang besar, goal yang jauh. Jangan berpuas diri, ntar jadi sombong, terus takabur. Sudah saatnya kita memperbaiki kehidupan kita. Kesempatan terbuka lebar untuk siapa saja yang ingin maju.
Action may not always bring success, but there is no success without action.
"Usaha dan tindakan tidak selalu menghasilkan keberhasilan/sukses, tetapi... Tidak ada keberhasilan dan sukses TANPA usaha dan tindakan."
(Greg Phillips- Benjamin Disraeli)
2. MENYALAHKAN DIRI SENDIRI Menyalahkan diri sendiri bahwa dirinya merasa tidak mampu. Ini berbeda dengan MENGAKUI KESALAHAN. Anda pernah mengalaminya ? Kalau anda bilang tidak pernah, berarti anda bohong. "Ah, dia sih bisa, dia ahli, dia punya jabatan, dia berbakat dsb, Lha saya ini apa ?, wah saya nggak bisa deh. Dia S3, lha saya SMP, wah nggak bisa deh. Dia punya waktu banyak, saya sibuk, pasti nggak bisa deh". Penyakit ini seperti kanker, tambah besar, besar di dalam mental diri sehingga bisa mencapai "improper guilty feeling". Jadi walau yang salah partner, anak buah, atau bahkan atasan, berani bilang "Saya kok yang memang salah, tidak mampu dsb". Penyakit ini pelan-pelan bisa membunuh kita. Merasa inferior, kita tidak punya kemampuan. Kita sering membandingkan keberhasilan orang lain dengan kekurangan kita, sehingga keberhasilan orang lain dianggap Wajar karena mereka punya sesuatu lebih yang kita tidak punya.
3. TIDAK PUNYA GOAL / CITA-CITA Kita sering terpaku dengan kesibukan kerja, tetapi arahnya tidak jelas. Sebaiknya kita selalu mempunyai target kerja dengan milestone. Buat target jangka panjang dan jangka pendek secara tertulis. Ilustrasinya kayak gini : Ada anjing jago lari yang sombong. Apa sih yang nggak bisa saya kejar, kuda aja kalah sama saya. Kemudian ada kelinci lompat-lompat, kiclik, kiclik, kiclik. Temannya bilang:
“Nah tuh ada kelinci, kejar aja". Dia kejar itu kelinci, wesss...., kelinci lari lebih kencang, anjingnya ngotot ngejar dan kelinci lari sipat-kuping (sampai nggak dengar / peduli apa-apa), dan akhirnya nggak terkejar, kelinci masuk pagar. Anjing kembali lagi ke temannya dan diketawain.
"Ah lu, katanya jago lari, sama kelinci aja nggak bisa kejar. Katanya lu paling kencang".
"Lha dia goalnya untuk tetap hidup sih, survive, lha gua goalnya untuk fun aja sih".
Kalau "GOAL" kita hanya untuk "FUN", isi waktu aja, ya hasilnya cuma terengah-engah saja.
4. MEMPUNYAI "GOAL", TAPI NGAWUR MENCAPAINYA Biasanya dialami oleh orang yang tidak "teachable". Goalnya salah, focus kita juga salah, jalannya juga salah, arahnya juga salah. Ilustrasinya kayak gini : ada pemuda yang terobsesi dengan emas, karena pengaruh tradisi yang mendewakan emas. Pemuda ini pergi ke pertokoan dan mengisi karungnya dengan emas dan seenaknya ngeloyor pergi. Tentu saja ditangkap polisi dan ditanya. Jawabnya : Pokoknya saya mau emas, saya nggak mau lihat kiri-kanan.
5. MENGAMBIL JALAN PINTAS, SHORT CUT Keberhasilan tidak pernah dilalui dengan jalan pintas. Jalan pintas tidak membawa orang ke kesuksesan yang sebenarnya, real success, karena tidak mengikuti proses. Kalau kita menghindari proses, ya nggak matang, kalaupun matang ya dikarbit. Jadi, tidak ada tuh jalan pintas. Pemain bulutangkis Indonesia bangun jam 5 pagi, lari keliling Senayan, melakukan smesh 1000 kali. Itu bukan jalan pintas. Nggak ada orang yang leha-leha tiap hari pakai sarung, terus tiba- tiba jadi juara bulu tangkis. Nggak ada ! Kalau anda disuruh taruh uang 1 juta, dalam 3 minggu jadi 3 juta, masuk akal nggak tuh? Nggak mungkin !. Karena hal itu melawan kodrat.
6. MENGAMBIL JALAN TERLALU PANJANG, TERLALU SANTAI Analoginya begini : Pesawat terbang untuk bisa take-off, harus mempunyai kecepatan minimum. Pesawat Boeing 737, untuk dapat take- off, memerlukan kecepatan minimum 300 km/jam. Kalau kecepatan dia cuma 50 km/jam, ya Cuma ngabis-ngabisin avtur aja, muter-muter aja. Lha kalau jalannya, runwaynya lurus anda cuma pakai kecepatan 50 km/jam, ya nggak bisa take-off, malah nyungsep iya. Iya kan ?
7. MENGABAIKAN HAL-HAL YANG KECIL Dia maunya yang besar-besar, yang heboh, tapi yang kecil-kecil nggak dikerjain. Dia lupa bahwa struktur bangunan yang besar, pasti ada komponen yang kecilnya. Maunya yang hebat aja. Mengabaikan hal kecil aja nggak boleh, apalagi mengabaikan orang kecil.
8. TERLALU CEPAT MENYERAH Jangan berhenti kerja pada masa percobaan 3 bulan. Bukan mengawali dengan yang salah yang bikin orang gagal, tetapi berhenti pada tempat yang salah. Mengawali dengan salah bisa diperbaiki, tetapi berhenti di tempat yang salah repot sekali.
9. BAYANG BAYANG MASA LALU Wah puitis sekali, saya suka sekali dengan yang ini. Karena apa ? Kita selalu penuh memori kan ? Apa yang kita lakukan, masuk memori kita, minimal sebagai pertimbangan kita untuk langkah kita berikutnya. Apalagikalau kita pernah gagal, nggak berani untuk mencoba lagi. Ini bisa balik lagi ke penyakit nomer-3. Kegagalan sebagai akibat bayang-bayang masa lalu yang tidak terselesaikan dengan semestinya. Itu bayang-bayang negatif. Memori kita kadang- kadang sangat membatasi kita untuk maju ke depan. Kita kadang-kadang lupa bahwa hidup itu maju terus. "Waktu" itu maju kan ?. Ada nggak yang punya jam yang jalannya terbalik ?? Nggak ada kan ?
Semuanya maju, hidup itu maju. Lari aja ke depan, kalaupun harus jatuh, pasti ke depan kok. Orang yang berhasil, pasti pernah gagal. Itu memori negatif yang menghalangi kesuksesan.
10. MENGHIPNOTIS DIRI DENGAN KESUKSESAN SEMU Biasa disebut Pseudo Success Syndrome. Kita dihipnotis dengan itu. Kita kalau pernah berhasil dengan sukses kecil, terus berhenti, nggak kemana-mana lagi.Sudah puas dengan sukses kecil tersebut. Napoleon pernah menyatakan: "Saat yang paling berbahaya datang bersama dengan kemenangan yang besar". Itu saat yang paling berbahaya, karena orang lengah, mabuk kemenangan. Jangan terjebak dengan goal-goal hasil yang kecil, karena kita akan menembak sasaran yang besar, goal yang jauh. Jangan berpuas diri, ntar jadi sombong, terus takabur. Sudah saatnya kita memperbaiki kehidupan kita. Kesempatan terbuka lebar untuk siapa saja yang ingin maju.
Action may not always bring success, but there is no success without action.
"Usaha dan tindakan tidak selalu menghasilkan keberhasilan/sukses, tetapi... Tidak ada keberhasilan dan sukses TANPA usaha dan tindakan."
(Greg Phillips- Benjamin Disraeli)
Gagal Pangkal Sukses
"Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda". Begitu pepatah yang sering diucapkan seseorang kepada sahabatnya yang sedang mengalami kegagalan. Tujuan penyampaian pepatah itu tentu untuk menyuntikkan semangat bahwa kegagalan bukanlah kiamat atau akhir dari segalanya.
Benarkah demikian? Kegagalan memang bisa bersifat positif apabila kita dapat menarik manfaat dari kegagalan itu. Sebaliknya, akan menjadi negatif apabila dianggap palang pintu yang tidak dapat ditembus lagi, lalu membuat orang menyerah pada nasib.
Agar kegagalan tidak menjadi momok mengerikan, ada delapan hal yang bisa dilakukan:
1. Bersikap positif terhadap kegagalan
Sikap positif merupakan dasar utama untuk memahami bahwa kegagalan bukan sesuatu yang harus ditakuti. Tanpa adanya sikap positif, kita akan merasa seolah-olah hidup di alam mimpi, tidak ingin berbuat apa- apa lagi karena takut gagal.
Bersikap positif artinya mampu memandang suatu kegagalan sebagai peristiwa hidup yang harus dialami. Kita siap untuk menerima kegagalan kapan saja dan dalam bentuk apa pun. Kegagalan bukanlah "virus" atau "monster" yang perlu ditakuti.
2. Mencari penyebab
Ada dua faktor utama penyebab kegagalan, yakni faktor internal dan eksternal.
Faktor internal adalah faktor penyebab yang berasal dari dalam diri kita sendiri. Mungkin karena kurang hati-hati dalam melakukan sesuatu atau karena menganggapnya remeh atau enteng, maka kita tidak melakukannya dengan sepenuh hati. Tidak perlu mencari kambing hitam, melainkan dengan kebesaran jiwa dan kebesaran hati kita harus mengakui, diri kita sendirilah penyebab kegagalan itu.
Faktor eksternal adalah faktor penyebab di luar diri sendiri. Misalnya, persaingan dengan orang lain. Mungkin kemampuan orang itu sama atau melebihi kemampuan kita sehingga memperbesar peluang kegagalan kita.
3. Melakukan identifikasi
Kita perlu mencoba untuk mengidentifikasi apa saja faktor-faktor penyebab kegagalan, kemudian mencoba mengatasinya. Tentu saja tidak perlu sekaligus mengatasi semua penyebab kegagalan. Kalaupun dipaksakan untuk mengatasi sekaligus bersama-sama, hasilnya tidak akan maksimal. Usahakan memprioritaskan penyebab utama, baru penyebab-penyebab lainnya.
Caranya, dengan mencatat hal-hal yang sering membuat kita gagal, apakah faktor internal atau eksternal. Mengatasi faktor internal tentu lebih sulit dibandingkan dengan faktor eksternal. Namun, tidak ada cara lain kecuali menentukan skala prioritas terhadap hal yang mesti diatasi.
4. Melakukan evaluasi diri
Pada umumnya apabila mengalami kegagalan, yang pertama kali kita salahkan adalah pihak lain. Jarang yang mau mengakui dirinya bersalah. Dengan mengevaluasi diri berarti kita berusaha mengakui kesalahan itu. Mau mengevaluasi diri juga berarti kita bersikap dewasa dan bijaksana, karena berani bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukan. Evaluasi diri sekaligus melatih untuk semakin mengerti tentang diri kita sendiri.
5. Menggali kekuatan diri
Kegagalan sebenarnya bukan merupakan tanda kita tidak mempunyai kekuatan dalam diri. Kita hanya belum mengenal atau mampu menggunakan kekuatan itu secara maksimal. Cobalah wujudkan kekuatan positif. Gali potensi-potensi yang sangat mungkin untuk dikembangkan. Kita akan berhasil menginventarisasi potensi-potensi apabila terus berusaha mengenali kekuatan kita.
6. Mengenali kelemahan diri
Tidak bisa dipungkiri, salah satu penyebab kegagalan adalah kelemahan dalam diri. Kelemahan itu dianggap wajar. Mungkin karena kurang menguasai atau kurang mampu mengerjakannya.
Rata-rata orang memang tidak mempunyai keberanian untuk menggali kelemahan diri. Padahal, ketakutan merupakan cermin belum siapnya kita mengakui sisi kelemahan diri kita.
Meneliti kelemahan sendiri sebenarnya merupakan kesempatan untuk melakukan koreksi diri. Sebaliknya, bila tidak mau mengakui kelemahan, seolah-olah kita hidup dalam dunia maya, karena tidak akan pernah melihat diri kita yang sebenarnya.
Ingat, dengan mengenali kelemahan, kita akan dapat memperbaiki diri.
7. Melihat peluang
Hendaknya kita pandai-pandai melihat peluang. Kegagalan sebenarnya menyimpan berbagai kesempatan yang dapat diubah menjadi hal yang menguntungkan hidup kita.
Namun, acap kali kita menganggap kegagalan mengandung makna negatif. Peluang dapat diperoleh apabila mau belajar dari kegagalan itu sendiri serta mampu menyiasati hal-hal yang membuat kita gagal.
Perlu disadari, yang kita alami bukanlah suatu ancaman bagi kehidupan kita, melainkan kesempatan untuk mengubah hidup kita menjadi lebih efektif.
8.Trial and error
Trial and error merupakan salah satu tolok ukur atau alat ukur bahwa kita ingin mengubah kegagalan menjadi kesuksesan. Tinggal sejauh mana kita mau dan berani mencoba kembali kegagalan itu. Sebelum mencoba kembali, hendaknya dipikirkan masak-masak langkah yang akan ditempuh. Kalau pun terjadi kesalahan kembali, jangan segan-segan melakukan revisi dan mencoba kembali sampai akhirnya berhasil mengatasinya.
Kunci utama trial and error adalah ketekunan dan sikap pantang menyerah dalam uji coba mengatasi kegagalan.
Benarkah demikian? Kegagalan memang bisa bersifat positif apabila kita dapat menarik manfaat dari kegagalan itu. Sebaliknya, akan menjadi negatif apabila dianggap palang pintu yang tidak dapat ditembus lagi, lalu membuat orang menyerah pada nasib.
Agar kegagalan tidak menjadi momok mengerikan, ada delapan hal yang bisa dilakukan:
1. Bersikap positif terhadap kegagalan
Sikap positif merupakan dasar utama untuk memahami bahwa kegagalan bukan sesuatu yang harus ditakuti. Tanpa adanya sikap positif, kita akan merasa seolah-olah hidup di alam mimpi, tidak ingin berbuat apa- apa lagi karena takut gagal.
Bersikap positif artinya mampu memandang suatu kegagalan sebagai peristiwa hidup yang harus dialami. Kita siap untuk menerima kegagalan kapan saja dan dalam bentuk apa pun. Kegagalan bukanlah "virus" atau "monster" yang perlu ditakuti.
2. Mencari penyebab
Ada dua faktor utama penyebab kegagalan, yakni faktor internal dan eksternal.
Faktor internal adalah faktor penyebab yang berasal dari dalam diri kita sendiri. Mungkin karena kurang hati-hati dalam melakukan sesuatu atau karena menganggapnya remeh atau enteng, maka kita tidak melakukannya dengan sepenuh hati. Tidak perlu mencari kambing hitam, melainkan dengan kebesaran jiwa dan kebesaran hati kita harus mengakui, diri kita sendirilah penyebab kegagalan itu.
Faktor eksternal adalah faktor penyebab di luar diri sendiri. Misalnya, persaingan dengan orang lain. Mungkin kemampuan orang itu sama atau melebihi kemampuan kita sehingga memperbesar peluang kegagalan kita.
3. Melakukan identifikasi
Kita perlu mencoba untuk mengidentifikasi apa saja faktor-faktor penyebab kegagalan, kemudian mencoba mengatasinya. Tentu saja tidak perlu sekaligus mengatasi semua penyebab kegagalan. Kalaupun dipaksakan untuk mengatasi sekaligus bersama-sama, hasilnya tidak akan maksimal. Usahakan memprioritaskan penyebab utama, baru penyebab-penyebab lainnya.
Caranya, dengan mencatat hal-hal yang sering membuat kita gagal, apakah faktor internal atau eksternal. Mengatasi faktor internal tentu lebih sulit dibandingkan dengan faktor eksternal. Namun, tidak ada cara lain kecuali menentukan skala prioritas terhadap hal yang mesti diatasi.
4. Melakukan evaluasi diri
Pada umumnya apabila mengalami kegagalan, yang pertama kali kita salahkan adalah pihak lain. Jarang yang mau mengakui dirinya bersalah. Dengan mengevaluasi diri berarti kita berusaha mengakui kesalahan itu. Mau mengevaluasi diri juga berarti kita bersikap dewasa dan bijaksana, karena berani bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukan. Evaluasi diri sekaligus melatih untuk semakin mengerti tentang diri kita sendiri.
5. Menggali kekuatan diri
Kegagalan sebenarnya bukan merupakan tanda kita tidak mempunyai kekuatan dalam diri. Kita hanya belum mengenal atau mampu menggunakan kekuatan itu secara maksimal. Cobalah wujudkan kekuatan positif. Gali potensi-potensi yang sangat mungkin untuk dikembangkan. Kita akan berhasil menginventarisasi potensi-potensi apabila terus berusaha mengenali kekuatan kita.
6. Mengenali kelemahan diri
Tidak bisa dipungkiri, salah satu penyebab kegagalan adalah kelemahan dalam diri. Kelemahan itu dianggap wajar. Mungkin karena kurang menguasai atau kurang mampu mengerjakannya.
Rata-rata orang memang tidak mempunyai keberanian untuk menggali kelemahan diri. Padahal, ketakutan merupakan cermin belum siapnya kita mengakui sisi kelemahan diri kita.
Meneliti kelemahan sendiri sebenarnya merupakan kesempatan untuk melakukan koreksi diri. Sebaliknya, bila tidak mau mengakui kelemahan, seolah-olah kita hidup dalam dunia maya, karena tidak akan pernah melihat diri kita yang sebenarnya.
Ingat, dengan mengenali kelemahan, kita akan dapat memperbaiki diri.
7. Melihat peluang
Hendaknya kita pandai-pandai melihat peluang. Kegagalan sebenarnya menyimpan berbagai kesempatan yang dapat diubah menjadi hal yang menguntungkan hidup kita.
Namun, acap kali kita menganggap kegagalan mengandung makna negatif. Peluang dapat diperoleh apabila mau belajar dari kegagalan itu sendiri serta mampu menyiasati hal-hal yang membuat kita gagal.
Perlu disadari, yang kita alami bukanlah suatu ancaman bagi kehidupan kita, melainkan kesempatan untuk mengubah hidup kita menjadi lebih efektif.
8.Trial and error
Trial and error merupakan salah satu tolok ukur atau alat ukur bahwa kita ingin mengubah kegagalan menjadi kesuksesan. Tinggal sejauh mana kita mau dan berani mencoba kembali kegagalan itu. Sebelum mencoba kembali, hendaknya dipikirkan masak-masak langkah yang akan ditempuh. Kalau pun terjadi kesalahan kembali, jangan segan-segan melakukan revisi dan mencoba kembali sampai akhirnya berhasil mengatasinya.
Kunci utama trial and error adalah ketekunan dan sikap pantang menyerah dalam uji coba mengatasi kegagalan.
Jadi Pemimpin atau Bawahan ?
Hanya dua pilihan bagi kita: menyerah saja jadi bawahan, atau mau terus berusaha menjadi pemimpin.
Jika setiap saat kita selalu menanyakan "Apa hak-hak saya?", itu artinya kita termasuk golongan bawahan. sedangkan, jika kita lebih suka bertanya "Apa tanggung jawab saya?", itu berarti termasuk golongan pemimpin. Wajar saja, mestinya memang demikian. Selain itu, seorang bawahan biasanya orang yang bekerja lebih terdorong oleh emosinya. Sementara, seorang pemimpin, bekerja atau berbisnis lebih karena terdorong oleh karakternya.
Saya juga melihat, bahwa seorang bawahan itu akan merasakan senang, baru kemudian dia melakukan pekerjaan atau tugasnya dengan benar. Itu lain dengan pemimpin. Dia akan selalu berusaha melakukan segala pekerjaannya dengan benar, kemudian dia kan merasa senang dengan prestasi kerjanya itu. Pendeknya, bawahan itu bekerja atau melaksanakan tugas karena terdorong oleh kesenangan, dan bukan terdorong oleh komitmen seperti biasa dilakukan oleh seorang pemimpin.
Perbedaan lain yang cukup menonjol antar keduanya, menurut pakar leadership, Jhon C. Maxwell, yaitu seorang bawahan itu sukanya selalu menunggu momentum, barulah dia mau bergerak. Sikapnya lebih mengendalikan tindakan, dan berhenti ketika masalah timbul. Sementara, kalau kita sebagai pemimpin, maka kita akan lebih cenderung menciptakan momentum. Sedang, tindakannya lebih mengendalikan sikapnya, dan seorang pemimpin justru akan meneruskan usahanya ketika masalah timbul.
Saya juga melihat, memang benar seorang bawahan itu jika membuat keputusan selalu berdasarkan popularitas. Berbeda dengan pemimpin yang setiap membuat keputusan apapun, termasuk dalam bisnisnya, adalah lebih berdasarkan pada prinsip dan bukan pada popularitas. Sehingga, tidak mengherankan kalau seorang pemimpin itu tidak suka bersikap murung dalam menggeluti bisnisnya. Sebaliknya, dia akan selalu mantap menekuni bisnisnya.
Karena itu, saya berpendapat, di saat sekarang ini kita lebih baik menjadi ikan besar di kolam kecil daripada harus menjadi ikan kecil di kolam besar. Artinya, kita lebih baik menjadi pemimpin, walaupun bisnis kita kecil dan anak buah kita sedikit, daripada kita harus ikut orang lain sekalipun bisnisnya sudah besar. Memang, menjadi seorang pemimpin tidaklah mudah. Tapi yakin saja, sebab kita masing-masing memiliki kapasitas kepemimpinan.
Saya yakin, jika kita bekerja pada perusahaan besar sebagai bawahan, tentu kita tidak bisa berbuat banyak, atau tidak bisa mempengaruhi kebijakan perusahaan. Naiknya karier kita pun jelas membutuhkan waktu yang lama. Tapi lain halnya, kalau kita bekerja pada perusahaan yang masih kecil, maka peluang untuk mengembangkan bisnis lebih besar. Sehingga, karier kita pun akan cepat berkembang pula. Kita jadi punya andil untuk mengembangkan usaha menjadi besar, dan akhirnya kita akan lebih cepat jadi pemimpin perusahaan.
Kasus pemutusan hubungan kerja (PHK) tidak akan membuat kita berhenti bekerja, kalau kita punya jiwa kepemimpinan. Tapi sebaliknya, kalau kita terus menerus menjadi bawahan, akibatnya kita tidak punya keberanian jadi pemimpin. Kita juga tidak akan memiliki keberanian untuk mencoba punya mencari pekerjaan lain yang lebih baik atau bikin bisnis sendiri. Akhirnya sekarang, kita hanya mempunyai dua pilihan:
kita menyerah saja menjadi bawahan atau kita tetap berusaha untuk menjadi seorang pemimpin.
Jika setiap saat kita selalu menanyakan "Apa hak-hak saya?", itu artinya kita termasuk golongan bawahan. sedangkan, jika kita lebih suka bertanya "Apa tanggung jawab saya?", itu berarti termasuk golongan pemimpin. Wajar saja, mestinya memang demikian. Selain itu, seorang bawahan biasanya orang yang bekerja lebih terdorong oleh emosinya. Sementara, seorang pemimpin, bekerja atau berbisnis lebih karena terdorong oleh karakternya.
Saya juga melihat, bahwa seorang bawahan itu akan merasakan senang, baru kemudian dia melakukan pekerjaan atau tugasnya dengan benar. Itu lain dengan pemimpin. Dia akan selalu berusaha melakukan segala pekerjaannya dengan benar, kemudian dia kan merasa senang dengan prestasi kerjanya itu. Pendeknya, bawahan itu bekerja atau melaksanakan tugas karena terdorong oleh kesenangan, dan bukan terdorong oleh komitmen seperti biasa dilakukan oleh seorang pemimpin.
Perbedaan lain yang cukup menonjol antar keduanya, menurut pakar leadership, Jhon C. Maxwell, yaitu seorang bawahan itu sukanya selalu menunggu momentum, barulah dia mau bergerak. Sikapnya lebih mengendalikan tindakan, dan berhenti ketika masalah timbul. Sementara, kalau kita sebagai pemimpin, maka kita akan lebih cenderung menciptakan momentum. Sedang, tindakannya lebih mengendalikan sikapnya, dan seorang pemimpin justru akan meneruskan usahanya ketika masalah timbul.
Saya juga melihat, memang benar seorang bawahan itu jika membuat keputusan selalu berdasarkan popularitas. Berbeda dengan pemimpin yang setiap membuat keputusan apapun, termasuk dalam bisnisnya, adalah lebih berdasarkan pada prinsip dan bukan pada popularitas. Sehingga, tidak mengherankan kalau seorang pemimpin itu tidak suka bersikap murung dalam menggeluti bisnisnya. Sebaliknya, dia akan selalu mantap menekuni bisnisnya.
Karena itu, saya berpendapat, di saat sekarang ini kita lebih baik menjadi ikan besar di kolam kecil daripada harus menjadi ikan kecil di kolam besar. Artinya, kita lebih baik menjadi pemimpin, walaupun bisnis kita kecil dan anak buah kita sedikit, daripada kita harus ikut orang lain sekalipun bisnisnya sudah besar. Memang, menjadi seorang pemimpin tidaklah mudah. Tapi yakin saja, sebab kita masing-masing memiliki kapasitas kepemimpinan.
Saya yakin, jika kita bekerja pada perusahaan besar sebagai bawahan, tentu kita tidak bisa berbuat banyak, atau tidak bisa mempengaruhi kebijakan perusahaan. Naiknya karier kita pun jelas membutuhkan waktu yang lama. Tapi lain halnya, kalau kita bekerja pada perusahaan yang masih kecil, maka peluang untuk mengembangkan bisnis lebih besar. Sehingga, karier kita pun akan cepat berkembang pula. Kita jadi punya andil untuk mengembangkan usaha menjadi besar, dan akhirnya kita akan lebih cepat jadi pemimpin perusahaan.
Kasus pemutusan hubungan kerja (PHK) tidak akan membuat kita berhenti bekerja, kalau kita punya jiwa kepemimpinan. Tapi sebaliknya, kalau kita terus menerus menjadi bawahan, akibatnya kita tidak punya keberanian jadi pemimpin. Kita juga tidak akan memiliki keberanian untuk mencoba punya mencari pekerjaan lain yang lebih baik atau bikin bisnis sendiri. Akhirnya sekarang, kita hanya mempunyai dua pilihan:
kita menyerah saja menjadi bawahan atau kita tetap berusaha untuk menjadi seorang pemimpin.
Saturday, July 07, 2007
"TO GIVE OR TO GET"
Seorang pebisnis muda datang mengadukan masalahnyakepada sahabat saya yang berprofesi sebagai konsultan spiritual bisnis.Pebisnis itu membuka masalahannya dengan mengatakan,"Pak saya memiliki adik yang sangat durhaka. Ketikakuliah saya yang membiayai.Ketika dia menikah saya yang menikahkan danmenanggung semua biayanya.Sekarang berbekal satu kwitansi atas namanya, diaakan menggugat saya ke pengadilan.Dalam gugatannya ia mengatakan rumah yang sayatempati adalah milik adik saya."Pebisnis muda itu diam sejenak sambil menarik napaspanjang.Kemudian dia meneruskan ceritanya, "Padahal rumahitu saya beli dengan tetesan keringat saya.
Saya nggak habis pikir, mengapa dia tega melakukanini. Saya minta petunjuk dari Bapak bagaimanamenundukkan adik saya.
Saya nggak habis pikir, mengapa dia tega melakukanini. Saya minta petunjuk dari Bapak bagaimanamenundukkan adik saya.
Saya ingin agar adik saya sadar dan tidak usahmembawa permasalahan itu ke pengadilan. Saya maludengan banyak orang."Kemudian konsultan bertanya, "Dari mana uang yangkamu gunakan untuk membangun rumahmu?"Orang itu menjawab, "Dari hasil jerih payah usahasaya. Saya pernah punya usaha pom bensin tapisekarang sudah bangkrut."Terus darimana modal usaha pom bensinmu? desak sangkonsultan. Dia terdiam.Setelah menarik nafas panjang, dia berkata , "Modalusaha pom bensin saya peroleh dari hasil penjualantanah milik ibu saya.Saya jual tanah itu tanpa izin ibu saya. Ibu sayakecewa, tak lama setelah kejadian itu ibu sayadipanggil Yang Maha Kuasa.""Itulah sebab musabab problem anda. Memulai usahadengan uang yang tidak bersih bahkan dengan caramenyakiti ibu kandung anda.
Ironisnya, anda belum sempat meminta maaf kepada ibuanda dan dia sudah meninggal dunia," jawab sang konsultan."Terus bagaimana saya selanjutnya?" kata orang itu.Konsultan energik itu menjawab, "Ikhlaskan rumah itubuat adik anda.Kehidupan anda tidak akan berkah dengan rumah yangmerupakan buah dari menyakiti ibu anda."Butiran jernih mengalir di pipi orang itu. Dengannada tersengal dia berkata, "Lalu dimana keluargasaya harus berteduh?
Sang konsultan menjawab, "Allah , Tuhan PenguasaAlam Maha Kaya, pasti ada jalan yang akan Dia berikan."Sesampainya di rumah sang kakak memanggil adiknya,"Adikku daripada kita bertengkar di pengadilan danhubungan persaudaraan kita rusak hanya karena rumahini, aku serahkan rumah ini untukmu.Aku ikhlas. Rumah ini sebenarnya milik ibu, bukanmilik saya. Mulai hari ini, rumah ibu ini akuserahkan sepenuhnya untukmu."Sang adik berdiri dan kemudian memeluk sang kakaksambil berkata, "Kakakku, rumah ini adalah rumahmumaka ambilah.Saya tidak akan meneruskan di pengadilan. Tinggalahdengan damai di rumah ini bersama istri dananak-anak kakak.Saya bangga menjadi adikmu. Saya tak inginkehilangan engkau kakakku..."
Keduanya berpelukan dengan linangan air mata dimasing-masing pipinya.Kisah nyata di atas memberi pelajaran kepada kitabahwa ketika kita berpikir apa yang akan sayadapatkan (to GET) maka yang kita peroleh adalahkegelisahan dan permusuhan.Sebaliknya ketika kita berpikir apa yang bisa sayaberikan (to GIVE) maka yang kita peroleh kedamaian,rasa hormat, rasa cinta dan persaudaraan.Tatkala kita berpikir to GET pada hakekatnya kitamasih TERJAJAHTerjajah oleh harta, terjajah oleh jabatan, terjajaholeh kepentingan dan terjajah oleh gengsi.Orang-orang yang merdeka adalah orang yang di dalamdirinya tertanam kuat sikap to GIVEBila ia memiliki harta, ilmu dan karunia lainnya iaselalu berpikir kepada siapa lagi saya harusberbagi... berbagi...dan berbagi.Negeri ini akan terus tumbuh, berkembang, majudengan diselimuti kedamaian, rasa cinta,persaudaraan, dan kemulian bila sebagian besardiantara kita mengembangkan sikap to GIVE ketimbangto GETKita semua harus selalu berpikir, apa yang sudahsaya berikan buat anak, mitra kerja, perusahaan,pasangan hidup, saudara, orang tua, bangsa dan SangMaha Pencipta? Pertanyaan itu harus selalu tertanamkuat dalam setiap aktivitas kita sehari-hari.Jangan kedepankan to GET dalam sikap keseharian kita.Pada saat sebagian besar orang memiliki sikap to GIVEkita sudah boleh mengatakan bahwa kita memang sudah MERDEKA.
Sunday, June 24, 2007
KIAT MENGHITUNG MODAL USAHA
Beberapa minggu lalu, ketika diwawancara di sebuah radio di Jakarta, saya ditanya oleh si pembawa acara:"Pak Safir, apa, sih, yang sebaiknya disiapkan untuk anak? Tabungan atau asuransi?"Keputusan untuk menyiapkan tabungan atau asuransi untuk anak seringkali membuat orang tua bingung. Tabungan dan asuransi memiliki fungsi yang berbeda. Tabungan adalah rekening yang kita buka di bank, tapi bisa kita ambil kapan pun. Sedangkan asuransi adalah proteksi yang diberikan oleh perusahaan asuransi kepada kita kalau kita mengalami risiko.
Sering kan kita bertanya kepada orang yang sudah membuka usaha: "Berapa sih modal yang Anda butuhkan dulu itu ketika membuka usaha Anda yang sekarang ini?". Jawaban yang seringkali muncul adalah: "...sekian juta rupiah, atau sekian belas juta rupiah...." betul kan? Prinsipnya, ada angka yang keluar. Tapi, kalau Anda yang ditanya seperti itu, belum tentu Anda bisa menjawab. Karena umumnya ketika kita ingin menjalankan bisnis, banyak diantara kita yang tidak tahu bagaimana cara menghitungnya.
Nah, kali ini saya akan membagi rahasia kepada Anda tentang cara menghitung jumlah modal yang Anda butuhkan bila ingin memulai sebuah usaha.
Pada prinsipnya, dalam menjalankan usaha, hanya ada 3 jenis modal yang akan Anda keluarkan:
Modal Investasi Awal
Modal Kerja
Modal Operasional
Mari kita membahasnya satu per satu.
1.MODAL INVESTASI AWALApa sih yang dimaksud modal investasi awal? Ini adalah jenis modal yang harus Anda keluarkan di awal, dan biasanya dipakai untuk jangka panjang. Contoh-contoh modal ini adalah bangunan, peralatan seperti komputer, kendaraan, perabotan kantor dan barang-barang lain yang dipakai untuk jangka panjang.
Kalau usaha Anda usaha bengkel motor, maka modal investasi awal Anda adalah bangunan, alat-alat perbengkelan, dan perabot lain yang dibutuhkan di bengkel tersebut. Kalau usaha Anda toko, maka modal investasi awal Anda adalah rak, meja, bahkan mungkin juga mesin kasir.
Biasanya, modal ini nilainya cukup besar karena dipakai untuk jangka panjang. Tetapi nilai dari Modal Investasi Awal ini akan menyusut dari tahun ke tahun bahkan bisa dari bulan ke bulan.
2.MODAL KERJAIni adalah modal yang harus Anda keluarkan untuk membeli atau membuat barang dagangan Anda. Modal kerja ini bisa dikeluarkan setiap bulan, atau setiap datang order.
Sebagai contoh, kalau usaha Anda usaha tempat makan, maka modal kerja yang Anda butuhkan adalah modal untuk membeli bahan makanan. Kalau usaha Anda usaha pem buatan barang kerajinan, maka modal kerja Anda adalah uang yang Anda keluarkan untuk membeli bahan baku. Kalau usaha Anda adalah jasa fotokopi, ya modal kerja Anda uang yang Anda keluarkan untuk membeli kertas, tinta, dan lain sebagainya.
Prinsipnya, tanpa modal kerja, Anda tidak akan bisa menyelesaikan order Anda atau tidak memiliki barang dagangan. Nanti, bisa-bisa Anda malah tidak akan dapat pembeli karena barangnya saja tidak ada. Itulah pentingnya modal kerja.
3.MODAL OPERASIONALModal yang terakhir adalah modal operasional. Modal operasional adalah modal yang harus Anda keluarkan untuk membayar biaya operasi bulanan dari bisnis Anda. Contohnya pembayaran gaji pegawai, pulsa telepon bulanan, PLN, air, bahkan retribusi.
Pos-pos dalam modal operasional ini pada setiap bisnis umumnya hampir sama. Ini karena pada prinsipnya, yang dimaksud dengan modal operasional adalah uang yang harus Anda keluarkan untuk membayar pos-pos biaya di luar bisnis Anda secara langsung. Jadi, Modal Operasional ini biasanya dibayar secara bulanan.
Nah, bagaimana Bapak Ibu? Gampang, kan? Sekarang, Anda bisa menghitung sendiri, kan, modal yang harus Anda keluarkan untuk memulai usaha. Mudah-mudahan bermanfaat ya.
Salam.Safir SendukPerencana Keuangan
Sering kan kita bertanya kepada orang yang sudah membuka usaha: "Berapa sih modal yang Anda butuhkan dulu itu ketika membuka usaha Anda yang sekarang ini?". Jawaban yang seringkali muncul adalah: "...sekian juta rupiah, atau sekian belas juta rupiah...." betul kan? Prinsipnya, ada angka yang keluar. Tapi, kalau Anda yang ditanya seperti itu, belum tentu Anda bisa menjawab. Karena umumnya ketika kita ingin menjalankan bisnis, banyak diantara kita yang tidak tahu bagaimana cara menghitungnya.
Nah, kali ini saya akan membagi rahasia kepada Anda tentang cara menghitung jumlah modal yang Anda butuhkan bila ingin memulai sebuah usaha.
Pada prinsipnya, dalam menjalankan usaha, hanya ada 3 jenis modal yang akan Anda keluarkan:
Modal Investasi Awal
Modal Kerja
Modal Operasional
Mari kita membahasnya satu per satu.
1.MODAL INVESTASI AWALApa sih yang dimaksud modal investasi awal? Ini adalah jenis modal yang harus Anda keluarkan di awal, dan biasanya dipakai untuk jangka panjang. Contoh-contoh modal ini adalah bangunan, peralatan seperti komputer, kendaraan, perabotan kantor dan barang-barang lain yang dipakai untuk jangka panjang.
Kalau usaha Anda usaha bengkel motor, maka modal investasi awal Anda adalah bangunan, alat-alat perbengkelan, dan perabot lain yang dibutuhkan di bengkel tersebut. Kalau usaha Anda toko, maka modal investasi awal Anda adalah rak, meja, bahkan mungkin juga mesin kasir.
Biasanya, modal ini nilainya cukup besar karena dipakai untuk jangka panjang. Tetapi nilai dari Modal Investasi Awal ini akan menyusut dari tahun ke tahun bahkan bisa dari bulan ke bulan.
2.MODAL KERJAIni adalah modal yang harus Anda keluarkan untuk membeli atau membuat barang dagangan Anda. Modal kerja ini bisa dikeluarkan setiap bulan, atau setiap datang order.
Sebagai contoh, kalau usaha Anda usaha tempat makan, maka modal kerja yang Anda butuhkan adalah modal untuk membeli bahan makanan. Kalau usaha Anda usaha pem buatan barang kerajinan, maka modal kerja Anda adalah uang yang Anda keluarkan untuk membeli bahan baku. Kalau usaha Anda adalah jasa fotokopi, ya modal kerja Anda uang yang Anda keluarkan untuk membeli kertas, tinta, dan lain sebagainya.
Prinsipnya, tanpa modal kerja, Anda tidak akan bisa menyelesaikan order Anda atau tidak memiliki barang dagangan. Nanti, bisa-bisa Anda malah tidak akan dapat pembeli karena barangnya saja tidak ada. Itulah pentingnya modal kerja.
3.MODAL OPERASIONALModal yang terakhir adalah modal operasional. Modal operasional adalah modal yang harus Anda keluarkan untuk membayar biaya operasi bulanan dari bisnis Anda. Contohnya pembayaran gaji pegawai, pulsa telepon bulanan, PLN, air, bahkan retribusi.
Pos-pos dalam modal operasional ini pada setiap bisnis umumnya hampir sama. Ini karena pada prinsipnya, yang dimaksud dengan modal operasional adalah uang yang harus Anda keluarkan untuk membayar pos-pos biaya di luar bisnis Anda secara langsung. Jadi, Modal Operasional ini biasanya dibayar secara bulanan.
Nah, bagaimana Bapak Ibu? Gampang, kan? Sekarang, Anda bisa menghitung sendiri, kan, modal yang harus Anda keluarkan untuk memulai usaha. Mudah-mudahan bermanfaat ya.
Salam.Safir SendukPerencana Keuangan
10 KESALAHPAHAMAN TENTANG SUKSES
Kesalahpahaman 1
Beberapa orang tidak bisa sukses karena latar belakang, pendidikan, dan lain-lain.
Padahal, setiap orang dapat meraih keberhasilan.Ini hanya bagaimana mereka menginginkannya, kemudian melakukan sesuatu untuk mencapainya.
Kesalahpahaman 2
Orang-orang yang sukses tidak melakukan kesalahan.Padahal, orang-orang sukses itu justru melakukan kesalahan sebagaimana kita semua pernah lakukan Namun, mereka tidak melakukan kesalahan itu untuk kedua kalinya.
Kesalahpahaman 3
Agar sukses, kita harus bekerja lebih dari 60 jam (70, 80, 90...) seminggu.Padahal, persoalannya bukan terletak pada lamanya anda bekerja. Tetapi bagaimana anda dapat melakukan sesuatu yang benar.
Kesalahpahaman 4
Anda hanya bisa sukses bila bermain sesuatu dengan aturan.Padahal, siapakah yang membuat aturan itu? Setiap situasi membutuhkan cara yang berbeda. Kadang-kadang kita memang harus mengikuti aturan, tetapi di saat lain andalah yang membuat aturan itu.
Kesalahpahaman 5
Jika anda selalu meminta bantuan, anda tidak sukses.Padahal, sukses jarang sekali terjadi di saat-saat vakum. Justru, dengan mengakui dan menghargai bantuan orang lain dapat membantu keberhasilan anda. Dan, sesungguhnya ada banyak sekali orang semacam itu.
Kesalahpahaman 6
Diperlukan banyak keberuntungan untuk sukses.Padahal, hanya dibutuhkan sedikit keberuntungan. Namun, diperlukan banyak kerja keras, kecerdasan, pengetahuan, dan penerapan.
Kesalahpahaman 7
Sukses adalah bila anda mendapatkan banyak uang.Padahal, uang hanya satu saja dari begitu banyak keuntungan yang diberikan oleh kesuksesan. Uang pun bukan jaminan kesuksesan anda.
Kesalahpahaman 8
Sukses adalah bila semua orang mengakuinya.Padahal, anda mungkin dapat meraih lebih banyak orang dan pengakuan dari orang lain atas apa yang anda lakukan. Tetapi, meskipun hanya anda sendiri yang mengetahuinya, anda tetaplah sukses.
Kesalahpahaman 9
Sukses adalah tujuan.Padahal, sukses lebih dari sekedar anda bisa meraih tujuan dan goal anda. Katakan bahwa anda menginginkan keberhasilan, maka ajukan pertanyaan "atashal apa?"
Kesalahpahaman 10
Saya sukses bila kesulitan saya berakhir.Padahal, anda mungkin sukses, tapi anda bukan Tuhan. Anda tetap harus melalui jalan yang naik turun sebagaimana anda alami di masa-masa lalu. Nikmati saja apa yang telah anda raih dan hidup setiap hari sebagaimana adanya.
Beberapa orang tidak bisa sukses karena latar belakang, pendidikan, dan lain-lain.
Padahal, setiap orang dapat meraih keberhasilan.Ini hanya bagaimana mereka menginginkannya, kemudian melakukan sesuatu untuk mencapainya.
Kesalahpahaman 2
Orang-orang yang sukses tidak melakukan kesalahan.Padahal, orang-orang sukses itu justru melakukan kesalahan sebagaimana kita semua pernah lakukan Namun, mereka tidak melakukan kesalahan itu untuk kedua kalinya.
Kesalahpahaman 3
Agar sukses, kita harus bekerja lebih dari 60 jam (70, 80, 90...) seminggu.Padahal, persoalannya bukan terletak pada lamanya anda bekerja. Tetapi bagaimana anda dapat melakukan sesuatu yang benar.
Kesalahpahaman 4
Anda hanya bisa sukses bila bermain sesuatu dengan aturan.Padahal, siapakah yang membuat aturan itu? Setiap situasi membutuhkan cara yang berbeda. Kadang-kadang kita memang harus mengikuti aturan, tetapi di saat lain andalah yang membuat aturan itu.
Kesalahpahaman 5
Jika anda selalu meminta bantuan, anda tidak sukses.Padahal, sukses jarang sekali terjadi di saat-saat vakum. Justru, dengan mengakui dan menghargai bantuan orang lain dapat membantu keberhasilan anda. Dan, sesungguhnya ada banyak sekali orang semacam itu.
Kesalahpahaman 6
Diperlukan banyak keberuntungan untuk sukses.Padahal, hanya dibutuhkan sedikit keberuntungan. Namun, diperlukan banyak kerja keras, kecerdasan, pengetahuan, dan penerapan.
Kesalahpahaman 7
Sukses adalah bila anda mendapatkan banyak uang.Padahal, uang hanya satu saja dari begitu banyak keuntungan yang diberikan oleh kesuksesan. Uang pun bukan jaminan kesuksesan anda.
Kesalahpahaman 8
Sukses adalah bila semua orang mengakuinya.Padahal, anda mungkin dapat meraih lebih banyak orang dan pengakuan dari orang lain atas apa yang anda lakukan. Tetapi, meskipun hanya anda sendiri yang mengetahuinya, anda tetaplah sukses.
Kesalahpahaman 9
Sukses adalah tujuan.Padahal, sukses lebih dari sekedar anda bisa meraih tujuan dan goal anda. Katakan bahwa anda menginginkan keberhasilan, maka ajukan pertanyaan "atashal apa?"
Kesalahpahaman 10
Saya sukses bila kesulitan saya berakhir.Padahal, anda mungkin sukses, tapi anda bukan Tuhan. Anda tetap harus melalui jalan yang naik turun sebagaimana anda alami di masa-masa lalu. Nikmati saja apa yang telah anda raih dan hidup setiap hari sebagaimana adanya.
4 Unsur Watak
Akhir-akhir ini jam 6 pagi sambil menemani anak saya bersiap-siap mau sekolah kami menonton film kartun Avatar : The Legend of Aang. Sebenarnya film ini lebih cocok untuk orang dewasa. Kenapa ? Banyak filosofi yang bisa dipetik dari film ini.Film ini berkisah tentang perjalanan Aang untuk mengemban tugas sebagai Avatar.Sebagai Avatar, Aang yang pengendali udara diharuskan menguasai ilmu mengendalikan air, tanah dan terakhir api. Dalam perjalanan sang Avatar harus mengalahkan tentara Api yang berusaha mendominasi semua unsur tadi.Empat ilmu pengendalian tadi sebenarnya diambil dari 4 unsur pembentuk watak manusia.Api Api bersifat selalu tegak dan membakar. Watak manusia yang dipengaruhi oleh sifat api adalah ambisi, keserakahan, passion.AirAir bersifat selalu turun dan memadamkan. Watak manusia yang dipengaruhi oleh sifat air adalah sabar, mengalah, rendah hati.UdaraUdara atau angin bersifat merobohkan. Watak manusia yang dipengaruhi oleh sifat udara adalah dominasi, kekuasaan.TanahTanah bersifat diam atau tenang. Watak manusia yang dipengaruhi oleh tanah adalah ketenangan.Sang Avatar harus memiliki keempat sifat tadi dan harus berimbang. Dalam film tersebut diceritakan dengan gaya peperangan. Tetapi sejatinya adalah bagaimana membuat keempat unsur kehidupan tadi bisa berimbang. Biasanya orang banyak mengenal ajaran tentang 4 unsur kehidupan tadi pada ajaran Hindu. Sesuai nama Avatar yang diambil dari bahasa Sanskerta.Yang berarti titisan dewa.Dalam Islam, terutama yang pernah belajar tarekat tentu tahu kalau unsur-unsur kehidupan tadi disimbolkan pada sholat lima waktu. Yaitu berdiri sebagai simbol api, ruku sebagai simbol udara atau angin (yang berarti merobohkan), sujud sebagai simbol air yaitu turun dan duduk sebagai simbol tanah yang berarti diam atau tenang.Bagaimana jika seandainya keempat unsur ini tidak dimiliki secara seimbang ? Misalnya unsur api yang terlalu dominan tentunya akan menjadi orang yang mudah marah. Tapi positifnya adalah ambisi, passion yang besar.Bagaimana jika unsur air yang dominan kemungkinan cenderung mengalah tapi positifnya adalah sabar. Idealnya semua harus seimbang, dominasi api lawannya air, dominasi udara lawannya tanah. Semua ada pasangannya, semua ada lawannya seperti prinsip Yin Yang.Apa jadinya jika unsur-unsur tadi ada pada diri kita secara seimbang ? Coba kita rasakan unsur-unsur mana yang dominan pada diri kita. Semoga bermanfaat
Bergerak
"Sebagian besar orang yang melihat belum tentu bergerak, dan yangbergerak belum tentu menyelesaikan (perubahan)." Kalimat ini mungkin sudah pernah Anda baca dalam buku baru Saya,"ChaNge". Minggu lalu, dalam sebuah seminar yang diselenggarakanIndosat, iseng-iseng Saya mengeluarkan dua lembaran Rp 50.000. Ditengah-tengah ratusan orang yang tengah menyimak isi buku, Saya tawarkanuang itu. "Silahkan, siapa yang mau boleh ambil," ujar Saya. Sayamenunduk ke bawah menghindari tatapan ke muka audiens sambil menjulurkanuang Rp 100.000. Seperti yang Saya duga, hampir semua audiens hanya diam terkesima. Sayaulangi kalimat Saya beberapa kali dengan mimik muka yang lebih serius.Beberapa orang tampak tersenyum, ada yang mulai menarik badannya darisandaran kursi, yang lain lagi menendang kaki temannya. Seorang ibumenyuruh temannya maju, tetapi mereka semua tak bergerak. Belakangan,dua orang pria maju ke depan sambil celingak-celinguk. Orang yang majudari sisi sebelah kanan mulanya bergerak cepat, tapi ia segeramenghentikan langkahnya dan termangu, begitu melihat seseorang dari sisisebelah kiri lebih cepat ke depan. Ia lalu kembali ke kursinya. Sekaranghanya tinggal satu orang saja yang sudah berada di depan Saya.Gerakannya begitu cepat, tapi tangannya berhenti manakala uang itudisentuhnya. Saya dapat merasakan tarikan uang yang dilakukan dengankeragu-raguan. Semua audiens tertegun. Saya ulangi pesan Saya, "Silahkan ambil, silahkan ambil." Ia menatapwajah Saya, dan Saya pun menatapnya dengan wajah lucu. Audiens tertawamelihat keberanian anak muda itu. Saya ulangi lagi kalimat Saya, dan Iapun merampas uang kertas itu dari tangan Saya dan kembali ke kursinya.Semua audiens tertawa terbahak-bahak. Seseorang lalu berteriak,"Kembalikan, kembalikan!" Saya mengatakan, "Tidak usah. Uang itu sudahmenjadi miliknya." Setidaknya, dengan permainan itu seseorang telah menjadi lebih kayaRp.100.000. Saya tanya kepada mereka, mengapa hampir semua diam, takbergerak. Bukankah uang yang Saya sodorkan tadi adalah sebuahkesempatan? Mereka pun menjawab dengan berbagai alasan: "Saya pikir Bapak cuma main-main ............""Nanti uangnya toh diambil lagi.""Malu-maluin aja.""Saya tidak mau kelihatan nafsu. Kita harus tetap terlihat cool!""Saya enggak yakin bapak benar-benar akan memberikan uang itu .....""Pasti ada orang lain yang lebih membutuhkannya....""Saya harus tunggu dulu instruksi yang lebih jelas.....""Saya takut salah, nanti cuma jadi tertawaan doang.........""Saya, kan duduk jauh di belakang..."dan seterusnya. Saya jelaskan bahwa jawaban mereka sama persis dengan tindakan merekasehari-hari. Hampir setiap saat kita dilewati oleh rangkaian opportunity(kesempatan), tetapi kesempatan itu dibiarkan pergi begitu saja. Kitatidak menyambarnya, padahal kita ingin agar hidup kita berubah. Sayajadi ingat dengan ucapan seorang teman yang dirawat di sebuah rumahsakit jiwa di daerah Parung. Ia tampak begitu senang saat Saya dankeluarga membesuknya. Sedih melihat seorang sarjana yang punya masadepan baik terkerangkeng dalam jeruji rumah sakit bersama orang-orangtidak waras. Saya sampai tidak percaya ia berada di situ. Dibandingkanteman-temannya, ia adalah pasien yang paling waras. Ia bisa menilai"gila" nya orang di sana satu persatu dan berbicara waras dengan Saya.Cuma, matanya memang tampak agak merah. Waktu Saya tanya apakah iamerasa sama dengan mereka, ia pun protes. "Gila aja....ini kan gara-garasaudara-saudara Saya tidak mau mengurus Saya. Saya ini tidak gila.Mereka itu semua sakit.....". Lantas, apa yang kamu maksud 'sakit'?" "Orang 'sakit' (gila) itu selalu berorientasi ke masa lalu, sedangkanSaya selalu berpikir ke depan. Yang gila itu adalah yang selalumengharapkan perubahan, sementara melakukan hal yang sama dari hari kehari.....," katanya penuh semangat." Saya pun mengangguk-angguk. Pembaca, di dalam bisnis, gagasan, pendidikan, pemerintahan dansebagainya, Saya kira kita semua menghadapi masalah yang sama. Mungkinbenar kata teman Saya tadi, kita semua mengharapkan perubahan, tapi kitatak tahu harus mulai dari mana. Akibatnya kita semua hanya melakukan halyang sama dari hari ke hari, Jadi omong kosong perubahan akan datang.Perubahan hanya bisa datang kalau orang-orang mau bergerak bukan hanyadengan omongan saja. Dulu, menjelang Soeharto turun orang-orang sudah gelisah, tapi takbanyak yang berani bergerak. Tetapi sekali bergerak, perubahan sepertimenjadi tak terkendali, dan perubahan yang tak terkendali bisamenghancurkan misi perubahan itu sendiri, yaitu perubahan yangmenjadikan hidup lebih baik. Perubahan akan gagal kalaupemimpin-pemimpinnya hanya berwacana saja. Wacana yang kosong akandestruktif. "Manajemen tentu berkepentingan terhadap bagaimana menggerakkanorang-orang yang tidak cuma sekedar berfikir, tetapi berinisiatif,bergerak, memulai, dan seterusnya."Get Started. Get into the game. Get into the playing field, Now. Just doit!"Janganlah mereka dimusuhi, jangan inisiatif mereka dibunuh olehorang-orang yang bermental birokratik yang bisanya cuma bicara di dalamrapat dan cuma membuat peraturan saja."Makanya tranformasi harus bersifat kultural, tidak cukup sekedarstruktural. Ia harus bisa menyentuh manusia, yaitu manusia-manusia yangaktif, berinisiatif dan berani maju. Manusia pemenang adalah manusia yang responsif. Seperti kata JackCanfield, yang menulis buku Chicken Soup for the Soul, yang membedakanantara winners dengan losers adalah :"Winners take action...they simply get up and do what has to bedone...". Selamat bergerak!
Subscribe to:
Comments (Atom)
