Tuesday, December 02, 2008

MAU Sukses?...Harus SAKTI Dulu

Di dunia ini, beragam cara orang untuk meraih SUKSES dalam hidupnya. Siapa sih yang nggak ingin sukses? Semua orang normal pasti menginginkan sukses! Semua orang pasti mengimpikan sukses dalam menjalani hidupnya ini. Lalu bagaimana caranya? Jawabnya ada banyak cara untuk meraih sukses. Anda tinggal pilih saja, mau cara NEGATIF atau POSITIF.

Cara negatif ini misalnya pergi ke dukun minta bantuan jin, tuyul dan sebangsanya... biasanya sukses yang didapat lewat cara ini memang terbukti instan...tapi jangan lupa, selalu ada persembahan besar yang harus ditanggung oleh pencari sukses jalur negatif ini. Ada akad kredit antara pencari sukses dengan dukun beserta makhluk gaibnya itu, dan biasanya akad kredit semacam ini "bunganya" sangat mencekik leher beneran...hehehe... Sebaiknya Anda hindari cara mencari sukses lewat jalur negatif ini. Pasti sangat merugikan Anda pada sesi akhirnya!Terus cara positifnya bagaimana? Gampang saja jawabnya: Anda harus SAKTI dulu, baru bisa sukses! Waduh...harus SAKTI dulu baru bisa sukses? Iyaa... Wah, kan nggak gampang Pak Nano untuk bisa menjadi orang yang SAKTI... Saya kan beda dengan Pak Nano. Iya memang nggak gampang...butuh usaha keras dan pantang menyerah untuk menjadi SAKTI! Lha kalau mau cara gampang dan instan untuk bisa sukses? Hmm...NGGAK ADA tuh. Bahkan cara meraih sukses yang negatif saja juga nggak gampang, tetap ada usaha keras dan resiko sangat besar di sana.Nah, untuk bisa sukses dengan lebih dulu menjadi orang SAKTI justru jauh lebih mudah dan nggak beresiko apapun.

Paling banter resikonya adalah gagal dan nggak sukses saja, akibat Anda tidak berhasil melakukan cara-cara untuk menjadi orang SAKTI.Baiklah, saya beritahukan, bagaimana caranya untuk bisa sukses dengan menjadi orang SAKTI lebih dulu. Coba saja Anda menyimaknya di bawah ini:Pertama, Anda harus Semangat! Bersemangatlah dengan tujuan hidup Anda sendiri. Semangatlah saat Anda mengimpikan sukses Anda. Semangatlah saat Anda merancang impian sukses Anda. Bersemangatlah di setiap detik jantung Anda berdetak... selalu bersemangatlah di setiap hari... di setiap saat!Kedua, Anda harus berani Ambil Resiko! Jika Anda berani untuk mengambil resiko apapun dalam upaya meraih impian sukses Anda, maka Anda sudah berada di jalur yang benar.

Orang yang sudah terbukti sukses memang orang yang berani Ambil Resiko dalam hidupnya.Ketiga, Anda harus Kreatif! Yaa, dengan berpikir Kreatif, maka tidak ada satupun hambatan yang bisa membuat Anda mundur ke belakang pada saat meraih impian sukses Anda. Kreatiflah dalam upaya meraih sukses Anda. Kreatif artinya, Anda selalu bisa memikirkan cara-cara lainnya, jika saja ada hambatan di tengah jalan Anda meraih sukses itu.Keempat, Anda harus Tulus! Benar...Anda harus Tulus pada saat Anda memulai perjalanan sukses, apalagi sudah berada di rel perjalanan sukses Anda ini. Tulus lah pada diri Anda sendiri, sebelum anda Tulus kepada orang lain. Bersikap tulus-ikhlas pada diri sendiri ini artinya, Anda bisa menerima sepenuhnya potensi diri Anda. Kelebihan maupun kekurangan yang ada di dalam diri Anda...bisa sepenuhnya Anda pahami. Sehingga dengan demikian, Anda bisa lebih fokus pada kelebihan Anda di sepanjang perjalanan meraih sukses ini.Kelima, Anda harus punya Integritas! Yaa...punya Integritas, berarti, apa yang Anda pikirkan, apa yang Anda ucapkan, dan apa yang Anda lakukan itu merupakan satu kesatuan yang serasi, seimbang, dan memiliki bobot positif yang sama. Integritas diri inilah yang membuat diri Anda bisa dipercaya oleh orang lain.

Dan, jika Anda sudah bisa dipercaya sepenuhnya oleh orang lain, maka tentu saja sukses bisa dipastikan menjadi milik Anda.Saya akan meringkas cara menjadi orang SAKTI ini untuk Anda, agar lebih mudah untuk dihafal kemudian dipahami dan akhirnya bisa Anda lakukan buat meraih sukses Anda. Perhatikanlah, SAKTI adalah: Semangat--Ambil Resiko--Kreatif--Tulus--Integritas.Ok,

semoga sekarang ini Anda sudah tahu caranya, bagaimana bisa menjadi orang SAKTI untuk meraih impian-impian sukses Anda. Saya berani menjamin, jika Anda sudah SAKTI, maka Anda PASTI SUKSES. Mau SUKSES...Harus SAKTI Dulu!

Monday, October 13, 2008

Mengakui Kegagalan

"Kita harus bersedia menerima kegagalan sebagai peluang untuk belajar, berkembang, memperbaiki diri, membuat permulaan baru, dan bahkan mengakhiri keterpurukan dan sikap menyerah kita."-- Charles W. McCoy Jr., dalam bukunya 'Why Didn't I Think of That'

DIA sungguh seksi. Bening dan menggairahkan. Siapa pun yang melihatnya, pasti ingin menjamahnya. Jangan salah, dia bukanlah seorang gadis. Dia bernama Macintosh. Tak ada yang menyangkal dengan kecantikan dan kecanggihan komputer keluaran dari Apple tersebut. Tapi, siapa dapat menduga, perusahaan ini tumbuh dari sebuah kegagalan. Tidak saja dalam menciptakan alat tersebut, tapi juga lika-liku laki-laki si pemiliknya, Steve Jobs.

Sekarang marilah kita kembali ke tahun 1976. Dan tengoklah ke dalam garasi milik keluarga Jobs. Di sana, dua anak muda yang kebetulan sama-sama bernama Steve, yaitu Jobs dan Wozniak, tengah asyik mengutak-atik komputer yang bernama Apple 1.

Singkat cerita, perusahaan ini berkembang seperti pohon rambutan di musim panas. Cepat berbuah dan manis. Hasilnya, perusahaan ini tumbuh pesat menjadi a big company. Jobs pun merasa tidak kuasa lagi mengendalikannya. Pada 1983, dia merekrut John Sculley, dari perusahaan Pepsi-Cola, untuk memimpin Apple Computer.

Sculey memang pemimpin jempolan. Dia sendiri kemudian menemukan ketidakcocokan dengan Jobs, yang mudah emosi dan berubah pikiran. Dua tahun kemudian, karena banyak ulah, dia pun memecat Jobs dari jabatannya dan mengusirnya dari Apple.

Tragis nian. Orang yang mendirikan perusahaan ternyata harus hengkang dari rumahnya sendiri. Sedih? So pasti. Tak hanya menyesal seumur-umur, Jobs pun mengakui kegagalannya selama memimpin di Apple. Walau sudah begitu, keinginan untuk kembali ke Apple ditolak oleh para petingginya.

Namun Jobs tak berlama-lama merenungi kegagalannya. Setelah keluar dari Apple, ia mendirikan sebuah perusahaan komputer lagi, NeXT Computer, yang juga tergolong maju dalam hal teknologi. Meski pun canggih, NeXT tidak pernah menjadi terkenal, kecuali di lingkup riset sains.

Di tahun 1986, Jobs bersama Edwin Catmull mendirikan Pixar, sebuah studio animasi komputer di Emeryville, California. Satu dekade kemudian, Pixar berkembang menjadi terkenal dan berhasil dengan film terobosannya, Toy Story. Sejak saat itu Pixar telah menelurkan film-film yang memenangkan Academy Award, seperti Finding Nemo dan The Incredibles. Perusahaan itu kemudian membeli NeXT seharga US$429 juta di tahun 1996. Dan di tahun itu pula, Apple membawa Jobs kembali ke perusahaan yang ia dirikan.

Kisah Jobs menjadi teramat manis. Dia merupakan sedikit orang yang gagal dalam pendidikan. Dia tak pernah tamat kuliah, namun berhasil menjadi satu CEO tersukses.

Itulah sekelumit cerita mengenai kegigihan Steve Jobs, pendiri Apple. Ketika memberikan pidato di Stanford University, Juni 2005, Jobs berterus terang soal kegagalannya di Apple, katanya, "Saya gagal mengambil kesempatan." Lebih lanjut, Jobs mengatakan, "Apa yang terjadi di Apple sedikit pun tak mengubah saya. Saya telah ditolak, namun saya tetap cinta. Maka, saya memutuskan untuk mulai lagi dari nol." Dari cerita ini tergambar jelas, Jobs tak malu mengakui kegagalannya. Ia tak mau menyerah begitu saja. Kemudian Jobs memperbaiki dan mengevaluasi kegagalannya untuk kemudian meraih sukses di tahun-tahun berikutnya.

Bagaimana dengan kita? Tentunya kita sering kali mendapatkan kegagalan. Dalam hal apa saja. Termasuk mungkin, gagal dalam cinta. Gagal dalam berbisnis. Gagal dalam pekerjaan. Gagal dalam mendidik anak. Atau bahkan, gagal dalam membina rumah tangga.

Sejatinya, kegagalan merupakan suatu hal yang manusiawi. Kegagalan bukanlah sesuatu hal yang buruk. Jadi, mengapa harus malu. Masalahnya, apakah kita berani untuk mengakui suatu kegagalan.Mengakui kegagalan memang bukanlah perkara yang mudah. Orang yang dengan tulus mengakui kegagalannya, sudah tentu memiliki jiwa besar. Karena tidak mudah untuk mengakui suatu kegagalan, maka diperlukan tingkat keberanian tersendiri dan kejujuran yang paling dalam.

Mengakui kegagalan juga membuka peluang alternatif terbukanya jalan lain. Kita pun tak hanya terpaku pada satu jalan. Dan seperti yang dialami Jobs, mengakui kegagalan juga memberikan pelajaran yang lebih baik lagi untuk tidak mengulangi kesalahan pada hal yang sama.Ketika kita mengakui kegagalan, niscaya kita akan melihat seluruh perjalanan yang sudah kita lalui dengan jernih. Alhasil, langkah untuk memperbaikinya dan mengubahnya menjadi lebih ringan dilakukan.

Namun tentu saja, hal itu harus dibarengi dengan langkah-langkah untuk membuat perubahan. Setelah mengetahui letak kesalahannya, langkah selanjutnya yang ditempuh ialah mengatur kembali rencana berikutnya.Mengakui kegagalan, bukanlah 'gagal, titik sampai disini'. Bukan titik, melainkan koma. Mengakui kegagalan bukanlah suatu pemberhentian akhir, melainkan suatu terminal transit menuju perjalanan berikutnya yang lebih baik. (150908)Sumber:

Mengakui Kegagalan oleh Sonny Wibisono, penulis, tinggal di Jakarta

Tuesday, September 02, 2008

BICARA ADALAH KUNCI SUKSES

Dalam abad 21 yang telah berjalan selama hampir 8 tahun ini kita sering mendengar bahwa Emotional Quotient atau lebih dikenal dengan EQ atau Emotional Intelligence (EI) atau Kecerdasan Emosi sangat marak diperbincangkan bahkan dibuat seminar dengan biaya mahal sedangkan pada abad 20 (th 90-an) orang sangat konsen dengan Intelligence Quotient (IQ) atau Kecerdasan Otak. Mengapa? Kata para ahli psikologi dunia yang telah melakukan survey, ternyata keberhasilan seseorang dalam kehidupannya 90% ditentukan oleh Kecerdasan Emosi nya (EQ), sedangkan IQ hanya berperan sebesar 10% saja.

Wow, begitu besarkan peran EQ dalam keberhasilan hidup seseorang? Ya, salah satu bentuk kecerdasan emosi (EQ) itu adalah Kemampuan Berbicara, sebagai contoh : Seorang karyawan yang memiliki IQ tinggi (pintar/pandai atau clever) akan tetapi tidak berani berbicara atau mengungkapkan apa yang ada dalam pikirannya kepada orang lain, maka dijamin tidak akan ada satu orang pun yang tahu bahwa ia pandai/pintar/clever atau memiliki IQ yang tinggi.

Kalau kita perhatikan hampir tidak ada pemimpin (tokoh) dunia, pebisnis, politikus ulung, yang tidak memiliki kemampuan berbicara (terutama public speaking). Tidak diragukan lagi bahwa salah satu kecerdasan emosi (EQ) yang paling utama yang harus dimiliki untuk sukses adalah Kemampuan Berbicara. Kita mungkin masih ingat dengan Ibu Megawati yang pernah menjabat sebagai presiden Indonesia yang ternyata tidak terpilih kembali pada pemilu tahun 2004 dikarenakan salah satu faktor yaitu Kemampuan Berbicara, masyarakat memberikan julukan 'Presiden BISU' alias tidak bisa berbicara dengan baik.

Dalam panggung internasional siapa yang tak kenal dengan Barack Obama? Saya yakin hampir semua dari Anda mengenal tokoh yang satu ini. Dalam 2 tahun terakhir media cetak dan elektronik baik lokal maupun internasional hampir setiap hari memuat berita tentang Barack Obama. Bagaimana seorang Barack Obama yang membawa harapan baru buat masyarakat AS dengan kemampuan berbicara yang memukau (public speaking) dan kualitas-kualitas utama lainnya sehingga ia terpilih sebagai kandidat presiden dari partai demokrat. Namun dalam artikel ini bukan Barack Obama yang akan kita bahas dan kupas akan tetapi calon wakil presiden yang telah ditunjuk oleh Barack Obama beberapa hari yang lalu yaitu Senator Joseph (Joe) Biden yang saat ini menjabat sebagai Ketua Komite Hubungan Luar Negeri Senat Amerika Serikat.

Mengapa, ada apa dan apa yang menarik dengan sosok Joe Biden? Mungkin pertanyaan itu yang muncul di benak Anda. Saya pribadi senang mengikuti perjalanan Barack Obama menuju Gedung Putih dan pada saat ia mengumumkan bahwa Joe Biden akan menjadi calon wakil presiden, saya pun langsung penasaran. Jujur saja buat saya dan mungkin Anda semua belum familiar dan mungkin saja tidak pernah mendengar nama Joe Biden walaupun ia adalah tokoh politik yang sangat terkenal dan dikagumi oleh banyak pihak di Amerika Serikat.Pria berusia 65 tahun ini dikenal sebagai negosiator ulung yang telah membantu membentuk kebijakan keamanan dan hubungan luar negeri AS selama beberapa dekade. Biden dianggap sebagai salah satu anggota senat paling karismatik. Namun bukan itu yang menggelitik saya untuk menulis artikel tentang Joe Biden. Yang sangat menarik dari seorang Joe Biden buat saya adalah kehidupan masa kecilnya.Biden telah menghabiskan lebih dari separuh hidupnya di Senat.
Pria itu pertama kali terpilih menjadi anggota Senat ketika berumur 29 tahun. Dia menjadi senator termuda dalam sejarah modern AS.Siapa sangka, kalau semasa kecilnya, Biden kerap diolok-olok teman sekelasnya. Ini dikarenakan gaya bicara Biden yang gagap. Biden cilik berusaha keras untuk menghilangkan kegagapannya. Dia selalu ketakutan tiap kali disuruh membaca di depan kelas. Untuk mengatasi kelemahannya itu, Biden rajin berlatih membaca keras-keras di depan cermin. Kini, Biden dikenal sebagai pembicara ulung dan calon wakil presiden dari partai demokrat.Ya, masa kecil Joe Biden tersebutlah yang membuat saya tertarik menulis artikel ini. Ternyata Kemampuan (termasuk keberanian) Berbicara di depan umum (public speaking) sangat berperan untuk keberhasilan kita. Sebagaian besar dari kita menganggap bahwa Berbicara (didepan umum/banyak orang) merupakan momok yang sangat menakutkan, "ya kalau bisa jangan saya donk yang bicara, yang lain saja...saya di belakang layar saja...pokoknya saya dukung deh...". Itu salah satu komentar dari teman saya beberapa waktu lalu dalam sebuah acara di minta untuk berbicara di depan.Takut Berbicara di depan (public speaking)?.... Tidak perlu khwatir karena Anda tidak sendirian. Dalam sebuah survey terhadap hal yang paling di takuti oleh penduduk di Inggris ternyata yang menempati urutan pertama adalah : Berbicara di Depan Umum (Public Speaking) dan yang kedua yang paling di takuti adalah Mati (Meninggal Dunia).
Aneh ya.....koq lebih takut di minta bicara daripada mati...hehehe.... namun itulah kenyataannya...ANEH TAPI NYATA.Lalu bagaimana cara mengatasi rasa takut berbicara di depan umum (public speaking)? Anda pun sudah tahu jawabannya yaitu belajar dari kisah masa kecil Joe Biden diatas. Pada dasarnya cara paling efektif dan utama yang dilakukan oleh Joe Biden untuk mengatasi rasa takut berbicara di depan umum (public speaking) hanya ada 2 yaitu :1. Kemauan Kuat (Strong Willingness)Kemauan kuat untuk apa? Ya sebelum Anda memiliki keberanian berbicara di depan umum dan menjadi pembicara yang baik tentunya rasa takut Anda tersebut harus dihilangkan terlebih dahulu. Nah, untuk menghilangkannya Anda harus memiliki kemauan yang kuat untuk berubah dari takut menjadi berani.
Segala sesuatu akan terwujud pada awalnya dimulai dengan sebuah niat atau kemauan. Mengapa kemauan untuk berubah ini harus kuat? Ya, kalau Anda hanya memiliki kemauan yang sekedarnya maka dijamin pasti bahwa rasa takut tersebut akan muncul kembali dan pada akhirnya tidak akan ada tindakan apapun untuk merubah rasa takut Anda menjadi Berani.2. Latihan .... Latihan ... dan Latihan (PRACTICE)Orang bule mengatakan "Practice Makes Perfect", dengan terus berlatih maka akan menjadi terbiasa atau menciptakan suatu kebiasaan (habit) dan pada saat berbicara (di depan umum) menjadi kebiasaan maka kemampuan Anda pun akan semakin terasah dan menjadi lebih baik dan lebih baik lagi.
Ingat apa yang dilakukan oleh Joe Biden untuk bisa mengatasi rasa takutnya dan menjadi pembicara ulung? Ya, ia terus berusaha dan berlatih membaca keras-keras di depan cermin. So, tunggu apalagi mari kita mulai latihan berbicara, untuk awal cobalah berbicara di depan cermin sambil memperhatikan penampilan Anda, setelah itu cobalah berbicara di depan satu orang teman, pasangan (suami/istri), anak, pembantu Anda. Kemudian coba lagi berbicara di depan dua orang atau lebih yang masih Anda kenal dan terus asah kemampuan bicara Anda dengan mencoba berbicara pada saat mengikuti rapat di kantor atau di lingkungan tempat tinggal Anda. Latihan ... Latihan ... Latihan... sekali lagi "LATIHAN MEMBUAT SEMPURNA".
Selain 2 hal utama diatas, saya sarankan Anda juga membaca buku tentang Berani Berbicara (public speaking), mengikuti kursus, training, workshop atau seminar tentang public speaking sehingga akan lebih cepat membantu Anda untuk menjadi orang yang Berani Bicara (public speaking).
Setujukah Anda bahwa "BICARA ADALAH KUNCI SUKSES?" ...Bagaimana Menurut Anda?
Tetap SEMANGAT & SUKSES!

Friday, August 29, 2008

A very inspiring philosophy

Filsafat Bolak Balik

Masih muda, korbankan kesehatan cari harta.
Sudah tua, korbankan harta cari kesehatan

Karena harta, orang asing menjadi seperti saudara.
Karena harta, saudara menjadi seperti orang asing.

Orang kaya mampu beli ranjang enak,tapi gak bisa tidur enak (stress...euiii)
Orang miskin gak mampu beli ranjang enak,tapi bisa tidur enak (capek jadi kuli...)

Orang kaya punya duit buat foya-foya,tapi gak punya waktu.
Orang miskin punya waktu buat foya-foya,tapi gak punya duit.

Masih muda, pengen jadi kaya biar nikmatin kekayaan,
Udah kaya, gak punya waktu buat nikmatin kekayaan.
Sekali punya waktu buat nikmatin kekayaan,udah keburu tua gak ada tenaga...

Bersyukurlah dan nikmati apa yang sudah kita dapat !!

Sunday, July 20, 2008

Bagaimana Cara Menjadi Pengusaha?

Akhir-akhir ini kecenderungan untuk menjadi pengusaha terasa meningkat ditandai dengan adanya berbagai pelatihan dan munculnya berbagai lembaga yang menyediakan diri untuk mendorong dan melatih seseorang menjadi pengusaha.

Hal ini merupakan perkembangan yang sangat menggembirakan. Semakin banyak pengusaha, maka semakin banyak lapangan kerja yang tersedia dan semakin banyak pengangguran yang bisa diserap. Saat ini pengangguran di Indonesia telah mencapai angka 11 juta. Jika kita asumsikan setiap usaha merekrut setidaknya 2 pegawai, maka jika tumbuh 1 juta pengusaha, akan tersedia 2 juta lapangan kerja. Dengan adanya pengusaha, pemerintah akan terbantu untuk menyediakan lapangan kerja. Kita tahu bahwa pemerintah juga memiliki keterbatasan. Munculnya pengusaha akan sangat membantu pemerintah.

Dengan tersedianya lapangan kerja, maka daya beli masyarakat akan meningkat dan pada akhirnya mengurangi angka kemiskinan. Saat ini kita masih memiliki 40 juta rakyat miskin, sebuah jumlah yang sangat besar. Jika 1 pekerja menghidupi 1 istri dan 1 anak, maka setidaknya 3 juta orang tertolong dengan hadirnya 1 pengusaha. Oleh karena itu, jumlah pengusaha harus ditingkatkan lagi agar semakin banyak orang tertolong.

Pada sisi lain, pengusaha juga merupakan penyumbang pajak bagi pemerintah. Sebagaimana diketahui, APBN kita 70 % lebih dibiayai oleh pajak. Jika jumlah pengusaha semakin banyak maka, jumlah penerimaan negara akan makin meningkat dan lebih banyak yang bisa dilakukan pemerintah untuk masyarakatnya.

Bagi pengusaha sendiri, seperti yang saya rasakan, lebih banyak yang bisa saya raih daripada saat dulu masih menjadi karyawan. Tulisan ini akan membantu para pembaca yang ingin mengetahui bagaimana caranya menjadi pengusaha.

Pertama yang harus dilakukan adalah mengatasi rasa takut menjadi pengusaha. Umumnya orang enggan menjadi pengusaha karena takut akan bankrut, takut tertipu dan lain-lain. Intinya takut akan resiko yang akan dihadapi. Padahal sebenarnya, apapun yang kita lakukan pada dasarnya beresiko. Sebagai contoh: kita menyeberang jalan, tentu ada resiko tertabrak. Sebagai orang yang dikaruniai akal, tentu kita tidak akan menyeberang sembarangan. Begitu pula dengan menjadi pengusaha, resiko bisa kita minimalkan dengan manajemen yang baik. Jika kita tidak sanggup menanggung resiko besar, kita bisa memilih resiko yang lebih kecil. Dan memang lebih baik memulai dari sesuatu yang kecil

Yang kedua adalah mengenai modal. Banyak orang batal menjadi pengusaha karena tidak memiliki modal. Sesungguhnya modal itu penting tapi bukan yang utama. Yang utama adalah ide. Uang berapapun tidak akan menghasilkan keuntungan jika tidak memiliki ide. Saya bisa memberikan kepada Anda uang 1 milyar hari ini, tetapi jika Anda tidak punya ide usaha, maka uang itu akan habis pelan atau cepat. Sebaliknya jika seseorang memiliki ide, maka uang akan datang dengan sendirinya. Banyak pengusaha yang memulai tanpa modal sama-sekali, dan pada akhirnya perbankan berebut menawarkan modal kepadanya.

Untuk memulai usaha, sekali lagi bukan modal uang yang dibutuhkan. Pilihlah usaha yang tidak membutuhkan uang untuk memulainya. Kita bisa belajar dari para pedagang yang menjual cash tetapi membeli dengan bayar di belakang. Jadi tidak ada modal uang. Jika memang membutuhkan uang, sementara Anda tidak memiliki uang, pakailah uang orang lain. Cukup sederhana. Masalahnya tinggal bagaimana Anda menggunakan ‘modal’ yang diberikan Tuhan, tubuh dan akal Anda untuk memakai uang orang lain.

Modal yang kedua adalah keberanian. Mulai dari sekarang, beranikan diri Anda untuk bermimpi. Mungkin ini agak aneh, tetapi dunia sudah membuktikan bahwa banyak penemuan ilmiah berdasarkan mimpi dan khayalan. Mobil-mobil sekarang ini berasal dari khayalan masa kecil. Ketika mimpi dan khayalan terwujud, kesuksesan sudah menanti di depan mata.
Selanjutnya, beranilah berbeda. Ditengah pasar yang kompetitif, menjadi beda adalah hal yang penting. Jika Anda membuat sesuatu yang sama dengan kompetitor Anda, maka produk atau jasa Anda peluangnya berbagi dengan kompetitor Anda. Sesuatu yang berbeda adalah nilai tambah. Dengan berbeda, keuntungan akan lebih besar. Lihatlah sekeliling, apa yang menjadi masalah atau kebutuhan di sekitar Anda. Dengan demikian Anda akan memahami pasar sebelum meluncurkan produk atau jasa.

Jika Anda sulit menemukan sebuah bisnis yang benar-benar baru, tidak perlu kecil hati karena Anda bisa memilih bisnis yang masih memiliki prospek pertumbuhan di masa mendatang. Salah satunya adalah bisnis di sektor telekomunikasi. Anda tidak perlu berpikir untuk mendirikan operator baru karena memang bukan itu ‘mainan’ yang tepat untuk pemula, namun lihatlah rantai bisnis telekomunikasi dari hulu sampai hilir. Lihat juga bisnis yang terkait dengan sektor telekomunikasi ini, karena sesungguhnya mata rantai bisnis ini sangat panjang.

Selanjutnya siapkan keberanian untuk memulai. Makin cepat akan makin baik. Ibarat antrian, yang lebih dulu akan mendapatkan kesempatan lebih dulu. Buanglah keraguan Anda, karena jika Anda selalu ragu-ragu, maka Anda tidak akan pernah memulai, dan Anda tidak tahu apakah Anda akan berhasil atau gagal. Jika tidak pernah memulai, maka Anda tidak bisa belajar bagaimana menghindari kegagalan dan Anda juga sekaligus tidak pernah mengalami kesuksesan. Anda hanya akan terus berpikir, tanpa pernah mencoba untuk melakukan yang Anda pikirkan. Seorang senior kami di HIPMI, Saudara Purdie E. Chandra yang memiliki Entrepreneur College memiliki sebuah metode memulai yang sederhana. Kita tidak usah berpikir macam-macam, kita lakukan saja semudah kita buang air di WC. Kita tidak pernah memikirkan bagaimana cara memasuki WC, kita juga tidak pernah memikirkan bagaimana cara buang air, apakah dengan ritme atau tidak. Begitu saja terjadi dan selesai. Kita sukses buang air. Kita tidak pernah memikirkan apakah kita akan gagal dalam buang air, kan? Jika kita gagal buang air, kita tinggal makan pepaya. Gitu aja koq repot?

Kalaupun ditengah perjalanan ada kegagalan, itu merupakan hal yang sangat biasa. Dengan demikian kita memiliki pengalaman, anggap saja hal itu merupakan biaya sekolah. Lebih baik kita gagal di awal daripada gagal di akhir. Pendiri dan pemilik KFC, telah gagal 19 kali untuk meyakinkan bahwa ayam gorengnya enak dan laku sebelum akhirnya menemui jalan suksesnya. Begitu juga Puspo Wardoyo gagal di tempat asalnya dan memulai usaha Ayam Bakar Wong Solo di Medan.

Jika kita belum memiliki pengalaman saat memulai usaha, merupakan sesuatu yang wajar. Pengalaman akan didapatkan seiring perjalanan usaha. Tidak ada seseorang yang tiba-tiba ahli dalam bidang apapun, semuanya melalui proses belajar. Sayangnya menjadi pengusaha tidak ada sekolahnya, sehingga trial and error menjadi salah satu metode yang paling sering digunakan. Jika Anda lulus maka kesuksesan yang Anda raih, jika belum maka kesuksesan Anda akan tertunda. Kesuksesan seorang pengusaha ditentukan oleh berapa kali ia lebih banyak bangun dari kegagalan.

Jika sampai disini, masih ada keraguan untuk memulai usaha, saya khawatir Anda belum memiliki mindset seorang pengusaha. Mindset adalah pola pikir. Seorang pengusaha melihat kendala sebagai peluang. Ketika orang-orang perkotaan memiliki budaya malas dan memiliki waktu terbatas untuk mencuci, seorang pengusaha mendirikan usaha laundry. Dengan mindset ini, seorang pengusaha bisa struggle dan survive. Mulai dari sekarang rubahlah mindset Anda. Jika mindset ini sudah terbangun, maka Anda akan memiliki banyak akal, berpikir tidak linier dan mampu mengatasi segala masalah.

Ada pameo, lebih baik menjadi kepala semut daripada ekor gajah. Dengan menjadi pengusaha, kita menjadi kepala, bukan ekor. Apakah kemudian badan kita besar atau kecil, tentu tergantung bagaimana kita mengelola usaha kita. Dengan makin majunya ilmu managemen, makin mudah mengelola manajemen perusahaan. Jadi beranikan diri Anda menjadi kepala.

Sunday, May 25, 2008

CANGKIR YANG CANTIK

Sepasang kakek dan nenek pergi belanja di sebuah toko suvenir untukmencari hadiah buat cucu mereka. Kemudian mata mereka tertuju kepada sebuahcangkir yang cantik.

"Lihat cangkir itu," kata si nenek kepada suaminya."Kau benar, inilah cangkir tercantik yang pernah aku lihat," ujar sikakek.

Saat mereka mendekati cangkir itu, tiba-tiba cangkir yang dimaksudberbicara; "
Terima kasih untuk pujiannya, tapi kalian perlu tahu bahwa aku dulunyatidak cantik.
Sebelum menjadi cangkir yang dikagumi, aku hanyalah seonggoktanah liat yang tidak berguna.

Namun suatu hari ada seorang pengrajin dengan tangan kotor melempar akuke sebuah roda berputar.Kemudian ia mulai memutar-mutar aku hingga aku merasa pusing. Stop !Stop ! Aku berteriak, Tetapi orang itu berkata "belum !" lalu ia mulaimencengkeram dan meninjuku berulang-ulang. Stop! Stop! teriakku lagi.
Tapi orang ini masih saja meninjuku, tanpa menghiraukan teriakanku.Bahkan lebih buruk lagi ia memasukkan aku ke dalam perapian.Panas ! Panas ! Teriakku dengan keras. Stop ! Cukup ! Teriakku lagi.Tapi orang ini berkata "belum !"

Akhirnya ia mengangkat aku dari perapian itu dan membiarkan aku sampai dingin. Aku pikir, selesailah penderitaanku.Oh ternyata belum. Setelah dingin aku diberikan kepada seorang wanita muda dan dan ia mulaimewarnai aku. Asapnya begitu memualkan. Stop ! Stop! Aku berteriak.Wanita itu berkata "belum !" Lalu ia memberikan aku kepada seorang priadan ia memasukkan aku lagi ke perapian yang lebih panas dari sebelumnya!Tolong! Hentikan penyiksaan ini !

Sambil menangis aku berteriak sekuat-kuatnya. Tapi orang ini tidak peduli dengan teriakanku.Ia terus membakarku. Setelah puas "menyiksaku" kini aku dibiarkan dingin.Setelah benar-benar dingin, seorang wanita cantik mengangkatku dan menempatkan aku dekat kaca. Aku melihat diriku. Aku terkejut sekali.Aku hampir tidak percaya, karena di hadapanku berdiri sebuah cangkiryang begitu cantik. Semua kesakitan dan penderitaanku yang lalu menjadi sirna tatkalakulihat diriku.

"Think about this:

Seperti inilah Tuhan membentuk kita. Pada saat Tuhan membentuk kita,tidaklah menyenangkan, sakit, penuh penderitaan, dan banyak air mata.Tetapi inilah satu-satunya cara bagi-Nya untuk mengubah kita supayamenjadi cantik dan memancarkan kemuliaan-Nya."Anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila Anda jatuh ke dalamberbagai cobaan, sebab Anda tahu bahwa ujian terhadap kita menghasilkanketekunan.

Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang supaya Andamenjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun."Apabila Anda sedang menghadapi ujian hidup, jangan kecil hati,karena Dia sedang membentuk Anda.
Bentukan-bentukan ini memang menyakitkan tetapi setelah semua proses ituselesai,

Anda akan melihat betapa cantiknya Tuhan membentuk Anda.

Disadari atau tidak semua membutuhkan proses

Tuesday, April 22, 2008

Gopala Pentas Pertama di Kokar


20 April 2008 tepatnya pada bulan purnama merupakan hari yang bersejarah bagi adicandra, entah disadari ataupun tidak karena dia masih kecil tapi hari itu dia menunjukkan kebolehannya menara di depan khalayak ramai walaupun baru seminggu latihan di salah satu sanggar tari.


Pagi sekali sudah bagun, tidak seperti biasanya setelah sampai di kokar yang sekarang merupakan sekolah menengah SMK5 Denpasar. dia duduk menunggu antrean untuk di rias. sambil bersendaguarau dengan temen-temennya yang juga menuggu giliran untuk diriaa seolah-olah dia tidak tau akan seperti apa setelah dirias. mungkin yang ada di benaknya hari itu dia harus nari dengan pakaian lengkap yang sebelumnya tidak pernah dia gunakan.


jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi tinggal beberapa polesan dan balutan kain maka dia sudah selesai dirias. seneng...tercermin dari mukanya saat itu sesekali dia tanya apakah hiasan mukanya masih bagus karena sering diseka.


semua penari sudah di kumpulkan di belakang panggung tinggal beberapa menit dia akan pentas, hingga sampai akhirnya. hati saya tiba-tiba deg2an melihat dia akan naik ke panggung dia melihat saya sambil me-ngerningkan mata dengan segera saya sambut dengan jompol naik keatas yang artinya TOP, sampai diatas panggungpun dia kembali senyum kehadapan saya sambil menari dengan deg2an saya ambil gambarnya satu demi satu hingga akhirnya dia selesai menari.


puas rasaya hati saya bisa menemaninya pentas untuk pertama kalinya mudah2an di pentas-pentas berikutnya dia bisa menari semakin bagus.


Sembari melihat dia turun dari panggung terlintas di benak saya " Gopala Pentas pertama di kokar"

Good luck for you Adicandra you can do it better

Tuesday, February 19, 2008

2008: No Complaining Year

Pagi-pagi saya mengantar anak-anak saya ke sekolah. Sekolah mereka berada di belakang sebuah kompleks perkantoran di Cilandak. Jalan menuju ke sana cukup sempit. Sebuah peristiwa kecil menyadarkan saya akan gentingnya keadaan negeri ini. Bukan karena fenomena alam atau ekonominya, tapi karena fenomena mentalnya.Jalan tikus sempit yang saya maksud di atas, memang seringkali dijadikan shortcut bagi mereka yang masuk dari Jalan TB. Simatupang dan ingin keluar ke Kemang lewat pekuburan Jeruk Purut. Lumayan untuk menghindari macet. Makin hari saya perhatikan makin ramai yang lewat sana. Dan peristiwa pagi ini cukup menggugah saya untuk memposting tulisan ini.Dua mobil mewah berpapasan jalan. Di belakang mereka sudah antri puluhan kendaraan dari dua arah. Di titik tersempit dari jalan itu, kedua sopir mulai bertengkar tentang siapa yang harus lebih dahulu masuk dan menggunakan jalan.Rupanya, salah satu dari mereka sudah diberi kesempatan tapi malah ragu-ragu karena ada sebuah tunggul batu yang memang diletakkan di depan sebuah warung. Ia khawatir mobilnya tergores. Saya tahu, pastilah pertengkaran itu dimulai dengan keluh-kesah tentang pagi ini.Dari dua orang yang perang mulut, konflik "bicara" itu malah menular ke para pengendara lain di belakang mereka yang masing-masing segera membentuk kubu.Keluarlah berbagai cacian dan makian yang sama sekali tidak enak didengar di pagi hari. Saya sendiri, hampir saja terlibat di sana. Saya sempat berdiri dan nyaris berteriak, "Kok malah berantem...?!!!".Saya urungkan niat saya, dan pikiran saya pun melantur ke bulan-bulan belakangan ini. Saya ingat, bagaimana memasuki 2008 dengan berbagai keluh dan kesah. Minggu-minggu belakangan ini pun, saya sering bangun pagi dengan keluh dan kesah. Tentang berbagai tagihan dan rekening, tentang biaya operasional kantor, tentang naik dan turunnya bisnis, atau sekedar tentang cuaca yang sebenarnya terlarang dicerca.Ternyata itu tidak hanya terjadi pada diri saya sendiri. Paling tidak, Jakarta sebagai salah satu kota yang paling emosional, juga menampakkan gejala yang sama.Saat setiap orang ingin saling menyerobot di lampu merah. Saat salah pengertian terjadi di jalan raya. Saat ketidakcocokan terjadi di kantor atau di organisasi. Serasa semua orang mengeluh dan mengeluh. Saat orang-orang merasa ditindas di pasar dan di trotoar.Saat padi petani tergilas oleh luapan air karena hujan tak kunjung henti. Saat kapal barang dan perahu nelayan tak bisa melaut. Saat Visit Indonesia Year tersendat akibat jalan ke bandara yang ikut berenang. Saat segala komoditas terhenti pergerakannya karena Pantura terendam air berpuluh kilometer panjangnya.Saat air laut mulai merangsek ke daratan. Saat bunuh diri menjadi berita setiap pagi. Saat biaya sekolah, BBM, sembako, kesehatan, atau biaya produksi melambung tinggi.Saat hampir setiap momen dan kejadian mampu memicu segala keluh dan kesah. Syukur Alhamdulillah, jika itu tidak terjadi pada diri Anda. Tapi jelas, ini terjadi pada banyak penduduk di negeri ini.Kita mungkin perlu mengingat kembali, bahwa keluh dan kesah hanya akan memperburuk keadaan. Ia tidak menjadikan segalanya lebih baik, ia malah menjadikan berbagai musibah dan malapetaka makin menjadi-jadi.Kita juga perlu mengingat kembali, bahwa orang yang sukses, organisasi yang sukses, negeri yang sukses, adalah orang, organisasi, dan negeri yang paling jarang mengeluh. Ingatlah kembali dengan memperhatikan mereka. Temukanlah dan buktikanlah.Para pakar sering mengingatkan, ketimbang berkata "Jangan lakukan A" lebih baik langsung mengatakan "Lakukanlah B". Ketimbang menyebut "Anti korupsi", lebih baik menyebut "Cinta clean government". Daripada "Berantas kemiskinan" lebih baik "Mari kita sejahterakan bangsa ini". Daripada "Takut gagal" lebih baik "Insya Allah berhasil".Keluh-kesah hanya akan membuat kita terjebak pada pertanyaan yang tak kunjung terjawab. "Why me?", "Why now?", "Why this?", "Why that?", "Why?". Mengurangi segala bentuk keluh-kesah, akan menciptakan pertanyaan yang jauh lebih konstruktif. "What now?", "What next?". Apapun itu akan lebih konstruktif kecuali "So what gitu loh!".Untuk itu Bapak, Ibu, Saudara yang budiman, saya tidak mengajari Anda tentang semua ini. Saya justru hanya merefleksi diri, dan bisa jadi perilaku keluh-kesah yang saya akui di atas di awal 2008 ini, justru menjadi cerminan dari kita semua. Mari kita kurangi.Mengurangi keluh dan kesah akan mengerem keterpurukan kita ke jurang dan lubang yang makin dalam. Mengurangi keluh dan kesah akan membuat kita segera tersadar betapa semua fenomena negeri ini membutuhkan apapun yang sifatnya konstruktif dan bukan sebaliknya.Mari kita kurangi. Kurangi keluh-kesah dengan segala bentuknya. Kurangi keluh-kesah mulai dari umpatan, cacian, makian, ludahan, tarikan bibir yang nyinyir, atau decak dan segala cak-cek yang mengungkapkan ketidakpuasan. Yang ringan, yang berbentuk amarah, atau yang hanya celetukan. Kurangi ungkapan yang termasuk sebagai "ngedumel". Kurangi keluh dan kesah yang berteriak atau yang diam. Yang terlontar keluar atau yang hanya terbersit di hati atau pikiran. Kurangi. Kurangi semuanya.Kita tidak ingin menganggap berbagai persoalan menjadi budaya atau kebiasaan. Kita tidak ingin melupakan berbagai ketidakadilan atau ketidakberesan. Kita tetap ingin hukum ditegakkan. Kita mau keadilan tetap jalan. Kita semua ingin segala disiplin positif tetap dipertahankan. Namun pada saat yang sama, marilah kita mulai berhenti mengeluh.Bersama posting ini, saya sertakan sebuah gambar. Anda bisa memajang gambar ini di situs atau di blog Anda. Jika Anda termasuk orang yang terpana dengan keadaan negeri ini dan tak bisa berbuat banyak, setidaknya inilah yang bisa kita lakukan bersama-sama. Mari kita kurangi segala bentuk keluh-kesah atau "dumelan". Mari kita upayakan setiap hari, setiap saat ketika segala bentuk keluh-kesah hampir melompat keluar dari mulut atau terlukiskan dalam ekspresi di wajah kita. Katakan, "Stop!".Mari kita canangkan tahun ini secara internal sebagai "2008: No Complaining Year".

Sunday, January 13, 2008

Taon Baru Nomor Baru

Taon Baru....Nomor juga baru semoga membawa kesuksesan baru itulah sms pertama yang saya terima setelah mengganti nomor baru.

Dari sekian lama mempertahankan nomor yang sudah beberapa taon saya pake akhirnya saya memutuskan untuk mengganti nomor setelah pada malam taon baru ini handphone saya mengalami kerusakan sehingga menghilangkan semua contact di phone book.

Satu hal yang saya sayangkan disini kenapa di Indonesia untuk sebuah nomor Handphone kita tidak bisa "memilikinya" sendiri kenapa kita mesti harus menyewa dari penyedia jasa.
kalau seandainya kita punya sendiri nomor tersebut kita bisa pindah dari penyedia jasa yang satu ke penyedia jasa yang lain tanpa perlu penggantian nomor baru.......mungkin ini ada hubungannya dengan birokrasi di negara ini. yang kalao dibuat simple maka perputaran uang akan sedikit hehehehe...

ini adalah nomor baru saya yang akan selalu menemani kemana langkah saya pergi 0811 38 08400 dan semoga membawa kesuksesan baru.

~sugi~

Tuesday, January 08, 2008

Hargain waktumu, Ciptakan peluang kesuksesan di tahun 2008

”Masalah terbesar bagi seseorang bukan karena dia tidak punya waktu. Masalah terbesar bagi seseorang adalah dia tidak tahu kapan mati” (anonim)
Ada sekelompok orang berkata,”Di kehidupan yang hanya puluhan tahun ini. Jika kesempatan tidak datang biarkan saja, karena nasibmu kurang baik”. Orang yang seperti ini tidak akan sukses karena pikiran mereka begitu negatif. Kelompok orang yang kedua berkata begini,”Jika kesempatan tidak datang aku akan tunggu sampai dia datang”. Orang seperti ini juga tidak akan berhasil, dia juga masih berpikir begitu negatif. Kelompok orang yang ketiga berkata begini,” Di kehidupan yang hanya puluhan tahun ini, jika kesempatan tidak datang. Aku akan pastikan dia datang”. Inilah kelompok orang yang akan sukses. Dia berpikiran sangat positif. Baginya tiap waktu, tiap detik, tiap orang adalah sebuah kesempatan. Tidak ada orang yang bisa mendorong anda sekiranya anda tidak mau didorong. Tidak orang yang bisa memotivasi anda sekiranya anda tidak mau dimotivasi. Bagaimanapun anda harus menciptakan sebuah kesempatan di tahun 2008?
Waktu begitu cepat berlalu, karena itu anda harus berhati-hati. Jika orang tidak akan mati maka orang tersebut tidak perlu sukses. Kenapa kita harus sukses? Karena kita akan mati. Kalau kita bisa hidup seribu tahun lagi. Seperti kata Chairil Anwar. Kita bisa hidup begitu santai. Tapi kenyataannya kita tidak dapat hidup seribu tahun. Paling mujur hanya tujuh puluh tahun. Dan lima belas tahun mungkin anda sudah tidak bisa apa-apa lagi. Karena itu waktu yang paling berharga adalah waktu sekarang ini. Jadi anda harus bertanya pada diri anda sendiri untuk apa kita berikan waktu yang sangat berharga ini? Untuk hal-hal yang kurang baik atau buruk. Tanyalah pada diri anda sendiri!
Tidak ada istilah tidak ada waktu. Jika orang berkata,”Saya tidak punya waktu”. Masalahnya adalah orang tersebut tidak mau mencintai waktu mereka, tidak bisa merencanakan waktu dengan baik. Orang bijak berkata begini, ”Masalah terbesar bagi seseorang bukan karena dia tidak punya waktu. Masalah terbesar bagi seseorang adalah dia tidak tahu kapan mati”. Sebagai contoh, misalnya ada orang yang terkena penyakit kanker ganas. Didiagnosa dokter hidupnya tinggal dua tahun lagi. Apakah orang tersebut akan berdiam diri saja? Merenungi nasibnya. Tentu saja tidak. Dia tidak akan menangis, tidak akan marah. Karena tidak ada waktu lagi. Baginya sekarang ini saatnya untuk melakukan yang terbaik di dunia ini.
Jika anda renungkan dan ambil setiap hari adalah hari terakhir hidup anda di dunia ini. Tentu saja anda pastikan memberikan yang terbaik bagi diri anda sendiri, keluarga, perusahaan dan lingkungan tempat tinggal.
Bila anda sering menunda waktu. Silahkan ikuti tips di bawah ini.
Lakukan refleksi berikut ini setiap hari:
Bangunlah pada saat seluruh anggota keluarga anda sudah tertidur
Pandangilah mereka satu persatu dari istri sampai anak-anak anda (bagi sudah menikah) atau orang tua, orang yang paling anda sayangi
Bayangkan apa yang terjadi bila hari ini hari terakhir anda di dunia ini ?
Rasakan bagaimana perasaan anda?
Katakan dalam hati: Apakah anda sudah memberikan yang terbaik buat mereka ?
(ucapkan secara perlahan, ulangi dan resapi kata-kata ini sampai ke hati)
Buatlah komitmen perubahan bagi anda terhadap keluarga anda !
Ucapakan syukur melalui doa sesuai keyakinan anda masing-masing
Anda juga bisa melakukan seperti yang pernah diajarkan di salah satu seminar More Precious Than Gold ( MPTG) yang pernah saya ikuti.
Siapkan sebuah kertas kosong
Tuliskan usia anda sekarang! Terserah di bagian mana saja.
Bila satu tahun= 365 hari. Maka kalikan usia anda dengan 365 hari. Catat berapa hasilnya? Contoh; Usia anda 40 tahun. Maka 365 x 40 = 14600 hari.
Rata-rata manusia hidup di jaman sekarang 70 tahun. Bila dikalikan dengan 365 hari. Hasilnya adalah 25550 hari.
Berarti sisa usia anda selama hidup di dunia ini. Adalah 25550-14600=10950 hari.
Tuliskan sisa usia anda. Pakai HURUF BESAR, WARNAIN. Bila perlu saya sering menulis dengan kata-kata : Nyawaku tinggal ………….hari. Apakah aku sudah melakukan yang terbaik hari ini? Terus update setiap hari/minggu/bulan/tahun. Terserah anda!
Tempelkan di tempat yang mudah dilihat. Boleh di kaca, di dinding.
Selamat mencintai waktu anda. Dan ciptakan peluang dimanapun anda berada. Bagikan teknik ke setiap orang anda temuin.
Saya menunggu kesuksesan anda di tahun 2008. See you at the TOP

Lompati Tiga Batu Ujian dalam Hidupmu

”Manusia tidak mungkin kesandung batu sebesar gunung. Paling hanya sebesar batu kerikil”.
Ada seorang pendekar, dia merasa ilmunya sudah cukup. Saatnya dia turun gunung. Untuk itulah dia pun menghadap sang guru. “ Guru, kiranya ilmu yang sudah guru ajarkan sudah hamba serap semuanya dengan baik. Ijinkan hamba turun gunung untuk mengabdikan ilmu hamba kepada masyarakat.” Sang Guru dengan jenggotnya yang tebal. Hanya tersenyum. Dia pun hanya bergumam saja. Sang pendekarpun binggung melihat perilaku gurunya. “ Guru, ijinkan hambamu ini turun gunung?”. Kata sang pendekar sekali lagi. Gurunya pun kembali bergumam. Secara perlahan gurunya pun berdiri. “Anakku, memang benar semua ilmu sudah aku turunkan samamu. Tapi sebelum engkau turun gunung. Pergilah ke tepian sungai.” Gurunya pun menunjuk kearah sungai tersebut.” Menyeberanglah dari tepi sungai itu ke ujung tepian yang di seberang. Tapi aku tidak ingin kamu berenang. Tapi melompatlah dengan menggunakan tiga batu yang sudah ada di sungai tersebut”. Sang pendekar pun dengan riang gembira menuju ke tepian sungai tersebut.
Ketika sampai di tepian sungai. Dia pun mencoba melihat batu-batu yang ada di sungai tersebut. Aha, tak lama diapun melihat batu besar. Tak lama kemudian dia pun melompat. Dan dengan mudah bisa berdiri di batu tersebut. Kembali dia mencari batu kedua. Dengan hati-hati dia pun melihat di sekelilingnya. Tapi batu keduapun belum bisa dengan jelas terlihat. Sekali lagi dia mencoba. Dan dari kejauhan. Dia melihat sebuah batu yang ukuran tidak terlampau besar. Sambil memfokuskan kekuatannya. Dia pun kembali melompat ke atas batu tersebut. Tapi ketika dia mau berdiri ternyata batu tersebut sangat licin. Byurrr….Dia pun jatuh ke sungai. Ternyata batu tersebut pijakan sangat kecil. Tidak cukup dua kaki. Hanya cukup satu kaki saja. Lalu dia pun mencoba lagi. Lebih fokus dan lebih relaks. Akhirnya dia bisa berdiri dengan satu kaki di batu kedua tersebut.
Tinggal satu ujian lagi, pikirnya. Dia pun kembali mencari batu ketiga. Setelah cukup lama. Dari kejauhan dia melihat sebuah sinar. Ternyata itulah batu terakhir yang dia cari. Dia pun kemudian melipat gandakan kekuatannya. Dia pun kembali melompat dengan kecepatan tinggi. Tapi sekali lagi dia terkejut. Ternyata ukuran batu itu sangat kecil sekali. Tidak cukup untuk satu kaki saja. Kembali byurrr…. dia harus jatuh ke sungai. Dia pun mencoba lagi. Byurr….jatuh ke sungai lagi. Arus sungai pun semakin deras. Dengan susah payah. Dia kembali lebih fokus. Dia pun melompat. Dan pada saat di udara dia pun membalikkan badannya. Ternyata si pendekar berhasil berdiri di atas batu terakhir. Dengan menggunakan satu tangannya. Kakinya diatas. Setelah itu dia pun kembali melompat. Karena tepi sungai pun sudah dekat. Akhirnya dia berhasil sampai di darat.
Ketika dia sampai di ujung tepi sungai. Gurunya pun sudah ada di hadapannya. ”Anakku, engkau sudah melewati uji kehidupan. Batu pertama melambangkan kesulitan yang akan engkau hadapi. Batu kedua melambangkan kesetiaan. Disinilah ujuanmu mulai sulit. Kamu dituntut untuk setia sama dirimu sendiri. Termasuk sama gurumu sendiri. Atau kamu mengkhianati aku. Disinilah letak ujianmu sebenarnya. Batu terakhir melambangkan bersyukur. Ketika kamu sudah melewati dua ujian di batu sebelumnya. Kamu sudah berhasil. Tapi apakah kamu menjadi sombong? Atau menjadi orang yang rendah hati. Selalu bersyukur kepada Pencipta. Inilah ujian terkahirmu. Bila semua kau laluin dengan baik. Maka kamu akan menjadi manusia yang sempurna.”
Ketika mengakhirinya wejangannya. Sang guru pun mengeluarkan sesuatu dari balik bajunya. Ketika dibuka isinya adalah tiga buah batu. Satu batu ukuran besar, yang kedua ukuran sedang dan panjang. Batu terakhir ukurang kecil dan tipis. Ya, itulah batu ujian sang pendekar ketika dia turun gunung. Sang pendekar pun menerimanya. Esoknya, dia mohon pamit kepada sang guru.

Para Pembaca Yang Budiman,
Ketika merasa ilmu kita cukup. Maka kita dengan berani ingin masuk kedunia sebenarnya yang kita impikan. Baik itu di dunia kerja maupun dunia bisnis. Memang baik mengamalkan ilmu kita. Sesuai dengan orang bijak pernah mengatakan,” Menuntut ilmu hingga memasuki liang kubur adalah proses yang bagus, tetapi jangan lupa bahwa ilmu yang sudah dituntut itu masih perlu dipraktekkan ”. Bila tidak, untuk apa menuntut ilmu ? Pengetahuan tidak bisa berdiri sendiri, ia harus ditindaklanjuti dengan praktek, dengan sikap mental yang benar.
Dalam kehidupan seperti cerita diatas. Ada tiga batu ujian yang harus kita lewati.
  • Batu ujian pertama adalah kesulitan.

Baik kesulitan secara keuangan, hubungan kerja, kurangnya pengalaman. Dan bermacam-macam kesulitan yang lain. Ternyata ujian kesulitan ini adalah ujian pertama kita. Tentu ada ingat ketika daerah Aceh dihantam tsunami. Begitu banyak kesulitan yang datang baik secara mental dan materi. Tapi lewat proses selama ini cukup banyak. Masyarakat Aceh yang mulai bangkit. Mereka mencoba berdagang kembali. Menata perekonomian keluarga mereka yang sudah hancur. Walaupun hasilnya masih sedikit minimal mereka sudah mencoba untuk bangkit adalah jauh lebih penting.
Apabila kita berhasil melewati ujian ini maka mental kita menjadi lebih berani, lebih disiplin, lebih komitmen, lebih ulet, lebih optimis dan lebih kreatif.
  • Batu ujian kedua adalah kesetiaan.

Manusia pada umumnya dengan sangat mudah bisa melewati kesulitan mereka. Harta pun mulai berlimpah. Dulu dari tidak punya rumah, sekarang rumah mewahpun sudah bisa dibeli. Dulu mobilpun susah sekali didapat. Sekarang di garasi rumah sudah tersedia tiga mobil yang siap mengantar kemanapun kita pergi. Tapi manusia sering tergelincir melewati ujian kedua ini. Ketika harta berlimpah. Mata kita pun mulai disilaukan dengan kehidupan duniawi. Istri yang dulu lengket sekali. Sehingga nyamuk paling kuruspun susah lewat. Kalaupun belanja sang suami dengan enak di depan berjalan sendirian. Badan istripun yang dulu kutilang dara. Sekarang sudah dipandang bapindo (bagian pinggang dobel). Sambil membawa belanjaan di tangan kiri-kanan yang berat-berat pula. Sehingga gajah paling gemuk pun gampang lewat. Lama-kelamaan cintapun sering menjadi pudar. Mulai mata bermain-main. Melihat keindahan cewek-cewek yang berpakaian seksi. Sesuai dengan peribahasa,”Dari mata turun ke hati”. Akhirnya kita pun mulai tidak setia dengan istri dan anak-anak kandung sendiri. Dulu semboyan kita ”Family is my love”, sekarang pun diubah menjadi ”Family is my memory”.
Fase ini adalah fase yang berat dan paling penting. Disinilah mental kita benar-benar diuji. Apakah kita masih setia sama istri, keluarga, sahabat, orang tua? Hanya waktu jualah yang bisa menentukan kita. Tetapi dengan menyadari bahwa hidup itu tidak hanya bisa berdiri diatas satu kaki. Kita harus butuh pasangan. Sebagai teman seperjuangan dalam suka dan duka.
Bila kita berhasil melewati ujian ini, maka rasa cinta bukan hanya sebatas perasaan saja. Tapi sudah menerima satu sama lain sebagai bagian yang tidak pernah terpisahkan. Bahkan kita rela mengorbankan jiwa bagi keluarga yang kita cintain. Seperti Romero dan Juliet nih.
  • Batu ujian ketiga adalah beryukur.

Bila anda pernah melihat film The Secret. Tentu anda tahu ada batu bersyukur. Dimana mengingatkan kita bahwa semua hidup ini harus kita syukurin. Dalam cerita diataspun digambarkan bagaimana pendekar harus berdiri dengan satu tangan. Dan posisi terbalik. Artinya kita harus tunduk kepada Tuhan. Kita ini masih begitu kecil dibandingkan Sang Pendipta. Bila sewaktu-waktu kita dipangil olehNya. Kita pun harus siap. Mulai dari sekarang syukurin yang sudah kita dapat. Tidak peduli besar atau kecil. Banyak atau sedikit. Dengan bersyukur membuat hidup kita menjadi lebih nyaman dan damai. Kita pun rela memberi kepada yang membutuhkan. Tidak hanya dalam bentuk materi. Tapi dalam bentuk kasih sayang, nasehat dan perhatian.

Tiga batu ujian sudah ada di tangan anda sekarang. Siapkah diri anda menjalaninya ?